• Si predator eksotik, hewan bercorak loreng-loreng ini mampu berlari dengan kecepatan sampai 60 km/jam. Cakar tajamnya sanggup mencabik mangsa cukup dengan satu sikatan saja. Suara aumannya bahkan juga dapat kedengar sampai 3 km.
  • Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sebagai spesies yang langka di dunia. Kehadiran badak jawa di Indonesia cuma di TNUK dan teronsentrasi di Semenanjung Ujung Kulon.
  • Burung rangkong atau enggang merupakan Satu diantara burung mempunyai ukuran besar sebagai kekayaan fauna di Indonesia. Disamping ukuran tubuhnya yang besar, rangkong pun miliki paruh besar, panjang, tetapi enteng.
  • Owa Jawa atau Hylobates moloch ialah semacam primata anggota suku Hylobatidae dengan angka populasi di antara seribu sampai dua ribu ekor saja.
  • Sesuai namanya, Jalak Bali burung yang mempunyai nama Leucopsar rothschildi datang dari Pulau Bali. Warga di tempat mengenalinya sebagai curik putih atau curik Bali dan sudah jadi maskot Pulau Dewata semenjak 1991.

Saturday, April 30, 2022

Komodo berkembang biak dengan cara?

 


Komodo ialah spesies biawak besar dan merupakan hewan purba era dinosaurus yang ada di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.Biawak ini oleh warga asli pulau Komodo dinamai di tempat ora.

Rumah komodo tidak menyebar di beberapa daerah karena karakter sang satwa tersebut. Kadal raksasa ini menurut National Geographic tidak sukai jauh dari rumah, tempat mereka lahir.

Tapi, opini itu berlawanan dengan riset Proceedings B of the Royal Society yang sudah memperhatikan sikap dan gerakan sang kadal raksasa sepanjang satu dasawarsa. Kenyataannya, mereka ialah hewan yang aktif bergerak dan dapat jalan sampai 7 mil tiap hari.

Riset ini mendapati jika sikap komodo yang kerasan di dalam rumah ialah naluri yang tersengaja, bukan lantaran malas bergerak atau buta arah. Mereka bisa kembali lagi ke tempat tinggalnya beberapa waktu selanjutnya, bila saja dipindah ke sisi ujung pulau dari komunitasnya.

Komodo sebagai spesies paling besar dari kerabata Varanidae, sekalian kadal paling besar di dunia, dengan rerata panjang 2-3 mtr. dan beratnya dapat capai 100 kg. Komodo sebagai pemangsa pucuk di komunitasnya karena selama ini tidak dikenali ada hewan karnivora besar lain selainnya biawak ini di sebarang geografisnya.

Badannya yang besar dan popularitasnya yang menakutkan membuat mereka menjadi satu diantara hewan terpopuler di dunia. Saat ini, habitat komodo yang sebenarnya sudah berkurang karena kegiatan manusia, hingga instansi IUCN masukkan komodo sebagai spesies yang rawan pada kemusnahan. Biawak komodo sudah diputuskan sebagai hewan yang diproteksi oleh pemerintahan Indonesia dan habitanya jadi taman nasional, yakni Taman Nasional Komodo, yang maksudnya dibangun membuat perlindungan mereka.

Cara Komodo Berkembang Biak


Musim kawin komodo umumnya berjalan di antara bulan Mei sampai Agustus. Sepanjang masa ini, komodo jantan kerap berkelahi dengan pejantan lain untuk merebutkan betina dan daerah kekuasaannya. Dua pejantan "bergelut" dengan jantan yang lain sekalian berdiri memakai kaki belakang lalu sama-sama menggerakkan dan memukul dengan kaki depan. Komodo yang kalah akan jatuh dan "terkunci" ke tanah. Ke-2 komodo jantan itu bisa muntah atau bab saat siap-siap untuk berkelahi.

Juara pertempuran akan menjulurkan lidah panjangnya dalam tubuh sang betina untuk menyaksikan akseptasi si betina.

Komodo ialah hewan yang lakukan pengembangbiakan secara ovipar atau bertelur di mana betinanya akan bertelur di sarangnya sekitar 15 s/d 30 telur. Periode inkubasi pada hewan ini berjalan di antara 8 sampai sembilan bulan. Kelahiran bayinya ialah saat yang penting karena mereka tidak memiliki daya menantang banyak predator yang berada di pulau Komodo.

Partenogenesis pada Komodo


Dari sisi proses reproduksi yang normal, ada banyak contoh kasus komodo betina hasilkan telur dan menetas meskipun tanpa kedatangan pejantan (partenogenesis), peristiwa yang dijumpai ada pada beberapa spesies reptil yang lain sama dalam Cnemidophorus (Burnie and Wilson 2010). Partenogenesis ialah wujud reproduksi aseksual di mana betina menghasilkan sel telur yang berkembang tanpa lewat proses fertilisasi. Di tanggal 20 Desember 2006, disampaikan jika Flora, komodo yang hidup di Kebun Binatang Chester, Inggris hasilkan telur tanpa fertilisasi. Dari 11 telur 7 salah satunya sukses menetas (BBC News 2006). Periset dari Kampus Liverpool di Inggris utara lakukan test genetika pada tiga telur yang tidak berhasil menetas sesudah dipindahkan ke inkubator, dan bisa dibuktikan jika Flora tidak mempunyai adu fisik dengan komodo jantan. Peristiwa itu sebagai contoh parthenogenesis pada komodo. Disebut jika pada 31 Januari 2008, Kebun Binatang Sedgwick County di Wichita, Kansas jadi kebun binatang yang pertama kalinya mendokumentasi partenogenesis pada komodo di Amerika. Kebun binatang ini mempunyai dua komodo betina dewasa, yang satu diantaranya hasilkan 17 butir telur pada 19-20 Mei 2007. Cuma dua telur yang diinkubasi dan ditetaskan karena masalah tersedianya ruang; yang pertama menetas pada 31 Januari 2008, dituruti oleh yang ke-2 pada 1 Februari. Ke-2 anak komodo itu berkelamin jantan (Sedgwick County Zoo 2008).

Komodo mempunyai mekanisme penetapan sex kromosomal ZW, bukan mekanisme penetapan sex XY sama dalam manusia. Turunan yang umumnya berkelamin jantan memperlihatkan berlangsungnya banyak hal. Jika telur yang tidak dibuahi memiliki sifat haploid pada awalnya dan melipatgandakan kromosomnya sendiri jadi diploid, seperti dapat terjadi bila salah satunya proses pembelahan-reduksi meiosis pada ovariumnya tidak berhasil. Saat komodo betina (mempunyai kromosom sex ZW) hasilkan anak dengan langkah ini, dia mewarisi cuma salah satunya dari pasangan-pasangan kromosom yang dimilikinya, terhitung satu dari 2 kromosom seksnya. Satu set kromosom tunggal ini selanjutnya diduplikasi dalam telur, yang berkembang secara partenogenesis. Telur yang terima kromosom Z bisa menjadi ZZ (jantan); dan yang terima kromosom W bisa menjadi WW dan tidak berhasil untuk berkembang (BBC News 2006).

Walau partenogenesis ini memiliki sifat memberikan keuntungan, kebun binatang perlu siaga kerena partenogenesis kemungkinan bisa kurangi keberagaman genetika (Wats et al. 2006).

16 fakta unik komodo, Hewan endemik indonesia yang terancam punah akibat pemanasan global


Salah satunya hal yang spesial dari Indonesia ialah kekayaan alamnya yang tak terbatas. Tidak cuma bermacam tipe tumbuhan tetapi juga hewan-hewan liar yang sangat langka bahkan juga cuma dapat diketemukan di Indonesia, dan komodo ialah satu diantaranya.

Komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia dan sekarang terancam punah. Menurut ahli arkeologi, komodo telah ada semenjak jaman prasejarah. Diprediksi sekitaran 30 juta tahun kemarin.

Prediksi ini makin kuat sesudah ditemukan fosil hewan dengan formasi kerangka yang seperti badan sang kadal raksasa ini. Selainnya dikatakan sebagai kadal raksasa, komodo dikenal juga dengan kadal purba paling besar.

16 fakta unik komodo yamh belum anda ketahui


1. Kadal paling berat di dunia


Fakta unik pertama mengenai komodo yang perlu Sahabat Medcom kenali, reptil ini diperhitungkan sebagai kadal paling berat di dunia. Menurut National Geographic, berat hewan namanya ilmiah varanus komodoensis itu dapat capai 136 kg dengan panjang tiga mtr..

2. Tidak cuma ular, komodo rupanya mempunyai racun yang mematikan


Sekian tahun lalu, beberapa periset yakin jika komodo mempunyai air liur yang mematikan dan dapat membunuh satu ekor kerbau cuma pada sebuah gigitan. Kenyataannya, air liur komodo cuma mempunyai sedikit bakteri. Bukannya membunuh mangsa sama air liur, komodo sebetulnya membunuh mangsa mereka dengan dapat atau toksin yang ia punyai.

Dapat ini diletakkan di kelenjar toksin yang berada di rahang bawah. Sesudah komodo menggigit mangsa sampai cedera, ia akan menyuntikkan toksin melalui lidahnya yang berbisa.

Walau cedera karena gigitan komodo tidak begitu kronis tetapi toksin yang menebar melalui cedera gigitan mampu membuat hewan atau manusia banyak kehilangan darah, kelumpuhan, kerusakan jaringan, dibarengi dengan merasa sakit yang hebat sebelumnya terakhir roboh ke tanah dan jadi makanan komodo.

Pada bagian bawah moncong atau rahang, ternyata ada kelenjar toksin. Berikut penyebabnya manusia yang terserang gigitan komodo dapat alami pengurangan tekanan darah sampai pembekuan darah.

3. Sanggup jalan jauh secara cepat


Walau berbobot badan yang berat, kenyataannya komodo sanggup tempuh perjalanan sepanjang delapan km setiap hari. Berikut argumennya kenapa reptil itu lebih sukai tinggal di tempat yang luas.

4. Sebagai hewan karnivora

Komodo bertahan hidup dengan memakan binatang lain. Makanannya bermacam, dimulai dari babi, ayam rimba, kerbau, sampai rusa.

5. Sebagai turunan dinosaurus

Smithsonian, situs jurnal dan riset Amerika Serikat, menyangka komodo sebagai turunan dinosaurus. Pengakuan ini bukanlah omong kosong semata, pakar paleontologi dan periset telah banyak mendapati kemiripan DNA di badan dinosaurus dan komodo.

6. Datang dari Australia

Menyambung ulasan pada awal, apakah benar komodo awalnya datang dari Australia? Menurut Live Science, salah satunya situs di bagian sains asal dari Amerika Serikat, komodo memang pertama kalinya berevolusi di Australia. Tetapi, sekitaran 900.000 tahun lalu, reptil itu lakukan migrasi ke daerah Flores, Indonesia.

Komodo lakukan migrasi karena air laut di Negeri Kanguru saat itu kurang cukup tinggi. Bila dibanding dengan sekarang ini, ketidaksamaan tinggi air itu bahkan juga capai 85 mtr..

7. Terancam punah karena pemanasan global

Komodo sebagai hewan yang cuma berada di Indonesia. Pada 2020, jumlah komunitasnya tinggal 3.163 ekor yang menyebar di sejumlah pulau, yaitu 1.614 ekor di Pulau Komodo, 1.376 ekor di Pulau Rinca, 69 ekor di Pulau Gili Motang, 92 ekor di Pulau Nusa Konde, dan 12 ekor di Pulau Padar.

Sekian tahun terakhir, jumlah spesies komodo makin sangat jarang. Salah satunya pemicu menyusutnya komodo adalah pemanasan global.

Menurut Conservation International, instansi pelestarian internasioanl asal dari Amerika Serikat, peningkatan temperatur bumi karena pemanasan global berperanan penting untuk kehidupan periode panjang komodo. Instansi itu meramalkan, peningkatan temperatur bumi akan mengurangi habitat komodo sejumlah 30 % dalam periode waktu 45 tahun di depan.

8. Jadi lambang satwa nasional

Walau terancam punah, komodo diputuskan sebagai lambang satwa nasional. Ini karena kekhasan latar belakangnya yang cuma berada di Indonesia. Karena sangat antiknya, UNESCO bahkan juga memutuskan Taman Nasional Komodo sebagai situs peninggalan dunia semenjak 1991.

9. Jadi maskot SEA Game 2011

Saat acara pesta olahraga Asia Tenggara, SEA Game, diadakan di Indonesia pada 2011, pemerintahan memutuskan komodo sebagai maskot acara ini. Maskot itu terdiri dari 2 komodo lelaki dan wanita yang dinamakan Modo dan Modi.

Sama dengan lambang satwa nasional, komodo diputuskan sebagai maskot karena sebagai hewan sangat jarang yang hanya berada di Indonesia. Disamping itu, pemerintahan ingin memperkenalkan komodo ke warga internasional.

10. Komodo Betina Bisa Berkembangbiak Tanpa Kawin

Tahun 2006, periset mengonfirmasi jika komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia ini untuk betina bisa mereproduksi secara aseksual lewat proses yang disebutkan partenogenesis. Bila tidak ada jantan, komodo betina bisa bertelur.

Riset itu dilaksanakan pada dua kebun binatang di London yang menjaga komodo betina tanpa pasangan. Beberapa telur dari cengkramannya memperjelas jika tidak ada jantan yang berperan pada pembuahan.

11. Indera Penciuman Kuat

Komodo dikenali mempunyai indera penciuman yang kuat. Komodo dijumpai bisa membau sampai jarak 5-11 km. Mereka lebih memercayakan indera pembau daripada pandangan walau mereka mempunyai pandangan yang bagus.

Saat sedang membau, komodo akan menjulurkan lidahnya. Waktu itu, mereka sedang tangkap partikel zat kimia dari tanah dan udara.

12. Komodo Suka Bermain

Walau kemunculannya kelihatan buas dan menakutkan. Namun komodo sukai bermain. Pribadi yang berbahagia sudah dilihat bermain dengan sekop dan sepatu. Langkah pribadi berhubungan dengan object bisa dibuktikan tanpa invasi atau motivasi untuk makan dan bisa dipandang seperti bermain.

13. Orang lokal mengenali mereka bernama "Ora"

Komodo ialah hewan purba yang telah ada semenjak beberapa ratus bahkan bisa saja beberapa ribu tahun lalu. Kehadiran komodo di pulau Komodo sendiri baru dijumpai oleh orang luar di tahun 1912 saat seorang tentara Belanda namanya Letnan van Steyn van Hensbroek tembak mati satu komodo dan mengirim kulitnya ke seorang periset namanya Peter Ouwens untuk ditelaah. Sementara kita menyebutkan hewan ini bernama komodo, warga asli pulau menyebutkan mereka bernama "Ora" yang mempunyai makna buaya darat.

14.Saat lapar, mereka dapat beralih menjadi kanibal

Komodo ialah hewan pemakan daging alias karnivora. Tidak cuma memakan hewan lain, komodo pun tidak enggan membedah pusara manusia dan makan mayat yang dipendamkan. Komodo memang bukan hewan yang ramah, bahkan juga untuk tipe mereka sendiri.

Satu ekor komodo dewasa bisa jadi serang dan makan komodo yang lebih kecil bila mereka sedang lapar. Dan yang lebih kronis ialah komodo dewasa pun tidak enggan untuk makan bayi mereka sendiri sesudah lahir.

15.Bayi komodo sembunyi dari orangtuanya

Karena rutinitas sama-sama makan keduanya, umumnya bayi atau komodo yang lebih muda akan kabur sepanjang kemungkinan dari komodo dewasa. Berlainan dengan komodo dewasa, komodo yang masih terbilang muda dapat memanjat pohon dan sembunyi di atas pohon dan baru betul-betul turun ke tanah sesudah umurnya empat tahun. Langkah yang lain dengan bergulir di atas kotoran mereka atau kotoran punya komodo lain. Ini dilaksanakan untuk menyarukan berbau badannya dari komodo dewasa.

16. Mereka dapat konsumsi makanan sampai 80% berat badannya

Satu ekor komodo dapat capai ukuran 2,7 sampai 3 mtr. dengan berat capai 166 kg. Tidak cuma bertubuh yang besar, kadal purba ini mempunyai nafsu makan yang besar. Komodo mempunyai rahang yang plastis dan membuat mereka dapat menelan mangsa yang berbobot 80% dari berat badannya sendiri.

Walau sanggup menelan satu ekor kambing bulat-bulat, tetapi komodo mempunyai mekanisme pencernaan yang lamban. Sesudah makan besar mereka akan berjemur di bawah cahaya matahari untuk percepat proses pencernaan. Bila proses itu usai, komodo akan memuntahkan kembali tersisa makanan seperti sundul, gigi, atau rambut mangsa yang tidak dapat diolah.

Nach saat ini sudah mengetahui kan fakta menarik dari komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia?


Mengenal lebih dekat dengan komodo, Kadal raksasa hewan endemik indonesia


 Komodo (Varanus komodoensis) ialah spesies purba dan sangat jarang yang nyaris punah, cuma bisa Anda dapatkan di Taman Nasional Komodo. Hewan komodo sebagai makhluk besar serupa kadal raksasa dengan mempunyai panjang 2-3 m dan berat capai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong.

Karena kekhasan dan kelangkaannya, Taman Nasional Komodo dipastikan sebagai World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986. Pertama kalinya ditelaah secara ilmiah di tahun 1911 oleh JKH Van Steyn dan mulai sejak itu arah pelestarian makin luas membuat perlindungan semua keberagaman hayati, baik darat dan laut.

Komodo menjadi satu diantara hewan sangat jarang yang diproteksi. Populasi reptil besar yang ini memanglah tidak banyak. Berdasar data Tubuh Pusat Statistik jumlah komodo di tahun 2017 sekitar 5.954 ekor. Jadi tidak bingung bila pada akhirnya Uni Internasional untuk Pelestarian Alam (UICN) mengganti status komodo dari rawan jadi terancam punah.

Klasifikasi 


Komodo Komodo datang dari Asia atau Australia. Tetapi hewan besar namanya latin Varanus komodoensis banyak diketemukan di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang, dan sejumlah kecil di utara dan barat Flores.

  • Menurut World Conservation Pantauan Centre, hewan ini mempunyai kategorisasi seperti berikut:
  • Kerajaan: Animalia Seksi:
  • Chordata Kelas: Reptilia
  • Bangsa:
  • Squamata Suku: Varanidae
  • Marga: Varanus
  • Tipe: Varanus komodoensis Ouwens, 1912

Ciri-ciri binatang komodo



  • Komodo mempunyai ukuran badan besar, ukuran dewasa memuliki ukuran badan 2-3meter
  • Komodo mempunyai ekor yang serupa panjang dengan badannya
  • Komodo mempunyai sekitaran 60 buah gigi bergerigi tajam sengan panjang sekitaran 2,5 cm yang sering tukar
  • Air liur komodo sering bersatu dengan dengan darag karena giginya nyaris semuanya dilapis dengan jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik sepanjang makan.
  • Komodo mempunyai lidah panjang warna kuning dan bercabang
  • Komodo jantan mempunyai ukuran semakin besar dari komodo betina
  • Komodo jantang mempunyai warrna kulit abu-abu gelap sampai merah batu bata.
  • komodo betina mempunyai warna hijau buah zaitun dan mempunyai potongan kecil kuning pada kerongkongannya.
  • Pada komodo muda mempunyai warna yang lebih warna sperti warna kuning, hijau dan putih.


Habitat komodo di alam liar cuma bisa kita jumpai di lima pulau di Indonesia, yakni Kepulauan Komodo, Rinca, Gili Montang dan Gili Dasami. Dari smeua pulau itu ada dalam Taman Nasional Komodo di pulau Komodo, di mana komodo bisa menelusuri bebas pada pulau pulau itu. Habibat komodo bisa hidup di rimba tropis kering, sabana sampai sebuah rimba musim luruh. Komodo menyenangi lokasi yang mempunyai temperatur panas yang ekstrim. Komodo sanggup tinggal di sekitar temperatur 95 derajat Fahrenheit (35 derajat Celcius) dengan 70% kelembabab di pulau Indonesia.

Komodo sebagai hewan karnovivora yang memiliki arti mereka pemakan daging. Mereka sebagai pemburu yang andal dan bisa memakan buruan yang besar sekali, seperti kerbau, sapi, rusa, bahkan juga manusia. Mereka sanggup memakan sekitaran 80% dari berat tubuh mereka dalam 1x makan.

Menurut Uni Internasional untuk Pelestarian Alam, Daftar Merah Spesies yang Terancam, komodo tidak terancam, tapi dipandang rawan. The World Foundation Animal memprediksi jumlah Komodo di alam liar sekitaran 6.000. Populasi ini dipisah di antara beberapa pulau, diantaranya 1.700 di pulau Komodo, 1.300 di pulau Rinca, 100 di Gili Motang dan sekitaran 2.000 di Flores. Mereka diproteksi dalam Taman Nasional Komodo.

Di mana Habitat Komodo?

Habitat Komodo

Dijumpai jika komodo lebih sukai tempat dengan temperatur udara panas dan kering, umumnya tinggal di padang rumput kering, savana, semak ilalang dan rimba tropis di daratan rendah dengan temperatur sekitaran 35 C atau 95 Fahrenheit. Komodo secara umum mengeruk lubang 1 - 3 mtr. (3 - 10 kaki) memakai forelimbs dan cakar yang kuat. Kadal paling besar ini umumnya tidur dalam lubang saat malam hari, maksudnya untuk jaga temperatur badan supaya masih tetap panas hingga bisa kurangi waktu berjemur pada pagi hari seterusnya.

Apa Makanan Komodo?


Makanan Komodo yakni Kambing, Rusa, Kerbau, Babi dan hewan yang lain. Secara umum hewan komodo memburu degan berlahan dekati mangsa selanjutnya menggigit sisi kaki mangsa itu. Berlainan dengan predator yang lain yang memakan buruan secara langsung membunuh dan mekanannya, komodo cuma lakukan 1 kali gigitan dan memberi toksin yang selang beberapa saat mangsanya akan lemas dan mati sendirinya karena dampak toksin itu. Seterusnya komodo akan mengkonsumsinya, semua anggota badan akan dikonsumsi oleh komodo bahkan juga tulang sampai sundul mangsa itu. Selanjutnya tersisa sisa seperti tulang rambut dan beberapanya yang tidak bisa diolah di dalam badan akan dilekuarkan.

Apa komodo memiliki sisik?

Sisik yang berada di badan komodo tersambung dengan saraf, bahkan juga, sisik yang berada di sisi telinga, bibir, dagu, dan tapak kaki tersambung dengan 3 sensor rangsangan . Maka, sisik mereka benar-benar peka.

Apa Faedah Komodo?

Seperti diberitakan dari situs (hewanreptil.com/2019) Faedah Komodo jadi antibiotik penyakit MRSA dan mengobati cedera. MRSA sebagai infeksi yang ada karena bakteri Staphylococcus. Bakteri ini sebagai bakteri beresiko yang susah dikalahkan oleh antibiotik mana saja. Jadi titik jelas untuk dunia kesehatan, karena darah komodo dipercayai memiliki kandungan satu zat yang sanggup menantang bakteri itu.

Sekarang ini distribusi alami komodo, secara endemik terbatas pada lima pulau di Nusa Tenggara, yakni Komodo, Rinca, Gili Motang, Nusa Code, dan Flores.


Friday, April 29, 2022

Perluasan habitat badak jawa bercula satu, Solusi untuk mengatasi penurunan populasi badak Jawa


 Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) sebagai kelompok species krisis ("critically endangered") berdasar IUCN's Red Data Daftar of Threatened Species, sekarang kehadirannya di dunia cuma berada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Saudaranya yang dahulu pernah sisa di Vietnam sudah dipastikan musnah semenjak tahun 2010. Banyaknya di TNUK sekarang ini cuma 67 ekor (Press Release Balai TNUK 2016). Penebarannya di teritori TNUK terpusat di area Semenanjung Ujung Kulon. Populasi yang relatif kecil (kurang dari 100 pribadi) yang terpusat pada satu teritori yang terisolir memiliki kandungan derajat keterancaman musnah yang tinggi baik sebagai karena musibah alam, peralihan habitat, atau karakter intrinsic biologis/genetiknya sendiri. Semenanjung Ujung Kulon sebagai sisi paling ujung dari sisi Barat Pulau Jawa , yang tempatnya ada di Selat Sunda bersisihan dengan Gunung Krakatau, sesar Indo-Australia, sesar Semangka dan sesar Selat Sunda sendiri

Karena banyaknya yang terbatas dan ada di lokasi yang tempatnya bersisihan dengan factor teror stokastic alami seperti letusan Gunung Anak Krakatau dan biologis seperti teror inbreeding, beberapa pakar dan praktisi pelestarian mencemaskan kelestarian Badak Jawa di periode mendatang.

MERESPON PASCA TSUNAMI SELAT SUNDA 2018


Solusi untuk mengatasi penurunan populasi badak Jawa

Pada Sabtu 22 Desember 2018, sekitaran jam 21.30 WIB terjadi Tsunami di Selat Sunda sebagai imbas dari longsornya lereng Gn. Anak Krakatau selebar 64 Ha (Sumber: BMKG). Material longsoran lereng Anak Krakatau yang volumenya diestimasi sekitaran 150-180 juta mtr. kubik (Sumber : PVMBG) itu memunculkan gelombang tsunami yang sanggup memporak-porandakan rumah dan bangunan lain dan memunculkan korban jiwa di sejumlah titik di pantai Selat Sunda di lima Kabupaten, yakni Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang (di Provinsi Banten), Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Pesawaran (di Provinsi Lampung).

Gelombang tsunami itu sapu beberapa teritori Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang. 2 orang petugas taman nasional yang bekerja di Citelang jadi korban wafat terikut arus. Disamping itu, beberapa bangunan kantor dan kapal punya TNUK remuk ditembus tsunami.

Tsunami ini kali tidak berpengaruh pada badak jawa dan komunitasnya, baik yang di Semenanjung atau yang di JRSCA. Teritori TNUK yang terimbas oleh tsunami ini kali ialah kerusakan bentangan vegetasi sampai 100 mtr. dari bibir pantai di Citelang, Zamang, dan Tanjung Alang-alang yang berada di ujung Utara samping Barat dari Semenanjung. Tidak ada data badak jawa yang terimbas, kemungkinan saat peristiwa tidak ada badak yang ada di beberapa tempat itu (Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Dr. Ir. U. Mamat Karunia). Jadi sangkaan apa badak jawa secara instinktif telah lebih dulu tangkap "sinyal-sinyal" akan berlangsungnya musibah, hingga lari menjauhi dari atau menghindari dari wilayah yang kemungkinan terimbas.

Meski begitu, kejadian ini jadi bukti dan tingkatkan kekuatiran berlangsungnya musibah akibatnya karena aktivitas Gn. Anak Krakatau dapat terjadi. Jika robohan dinding Gn Anak Krakatau semakin besar hingga memunculkan tsunami yang semakin besar, karena itu imbas pada teritori Semenanjung TNUK bukan tidak mungkin semakin lebih besar dan bisa berkenaan badak jawa yang berada di dalamnya. Maka dari itu tanggapan yang pas dan relatif singkat dibutuhkan untuk sedini kemungkinan amankan badak jawa dari teror musibah GN. Anak Krakatau.

Tanggapan itu sudah awalnya diperhitungkan berbentuk usaha pemercepatan masuknya semakin banyak badak dari Semenanjung ke area JRSCA dengan membuat koridor Cibanowoh - Karangranjang dan usaha tambahan yang penting selekasnya dikerjakan dengan peluasan area JRSCA ke Gunung Honje. Ingat sampai sekarang ini belum disetujui lokasi mana di luar teritori TNUK yang bisa dijadikan habitat ke-2 , karena itu minimal populasi badak di Semenanjung bisa "dievakuasi" ke area JRSCA.

Penentuan JRSCA


Solusi untuk mengatasi penurunan populasi badak Jawa

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [sebelumnya Kementerian Kehutanan] berdasar Taktik dan Gagasan Tindakan Pelestarian Badak Indonesia, Ketentuan Menhut No 43/2007, sudah memutuskan daerah selebar 5.100 hektar yang relatif aman dari teror musibah Gn. Krakatau, untuk pelajari habitat, sikap dan biologi-reproduksi badak jawa, yang diatur secara intens dan terkonsep sebagai peluasan habitat untuk tingkatkan komunitasnya dan menyiapkan beberapa individu dipilih untuk nanti ditranslokasikan ke area lain di luar teritori TNUK.

Area yang geografis ada di luar Semenanjung Ujung Kulon ini, dipisah Tanah Darurat Laban - Karang Tempat tidur, sebagai lokasi yang diberi nama Javan Rhino Studi and Conservation Tempat (JRSCA) dengan aktivitasnya sudah diawali semenjak Tahun 2010.

Dengan pembimbingan habitat intens dibarengi pembukaan koridor dari Semenanjung Ujung Kulon, diharap beberapa individu badak bergerak masuk ke area JRSCA. Beberapa individu itu, [bersama beberapa individu asli di JRSCA], nanti bisa menjadi sub-populasi badak jawa yang diatur dengan tehnik perkembangbiakan berkaitan [tepat]. Proses ini sudah pasti tidak dapat berjalan cepat, perlu waktu.

Hasil pengawasan memperlihatkan, pribadi badak yang tinggal di area JRSCA sesudah dilaksanakan pengaturan langkap semenjak 2012, banyaknya tiga pribadi. Semua jantan.

JRSCA SEBAGAI STEPPING STONE



Aktivitas pembimbingan habitat yang sejauh ini dilaksanakan berbentuk pengaturan langkap dan limitasi kegiatan manusia dan masuknya ternak kerbau sudah memberi imbas positif berbentuk hadirnya dan pendayagunaan habitat oleh badak. Dari data dari ukuran tapak jejak yang didapatkan, ditegaskan sampai sekarang ini ada 3 ekor badak yang tinggal di area JRSCA.

Dengan tsunami yang relatif "kecil" di area ini badak tidak terimbas. Hal ini memperkuat bukti jika JRSCA bisa digunakan sebagai batu loncatan (stepping stone) saat sebelum badak-badak benar-benar bisa ditranslokasikan ke habitat lain di luar TNUK. Untuk tingkatkan daya tampung area JRSCA pada badak-badak dari Semenanjung, penting ada usaha peluasan ke Gn. Honje yang bersejarah sebagai area tebaran badak. Karena itu dibutuhkan peningkatan koridor yang menyambungkan blok-blok dalam area jrsca yang sempat ditempati badak diantaranya yakni : Bangkonol, Cimahi, Tamanjaya Riang, Cimenteng, sampai Cibiuk dengan koridor Cibandawoh-Karangranjang. Pembikinan koridor diartikan selainnya berungsi menyalurkan badak ke area yang bertambah luas dapat berperan dekatkan dan tingkatkan kepedulian penggarap teritori (illegal) pada keutamaan melestarikan badak jawa.

Bukti lapangan ini sekalian memperlihatkan, JRSCA sebagai lokasi yang pas sebagai habitat ke-2 badak jawa. Pertama, tersedianya macam tumbuhan pakan yang capai 200 tipe. Ada mara, balanding, sulangkar, bisoro, kijahe, kitanjung, simpeureun, tepus dan laban kapas [beberapa tipe dicatat bernama lokal].

Ke-2 , di area JRSCA ada delapan sungai khusus yaitu; Cilintang [sepanjang 8.000 m], Kalejetan [11.300 m], Aer Mokla [4.000 m], Cihujan [5.400 m], Cikarang [4.000 m], Cipunaga [2.000 m], Ciperepet [2.000 m], dan Selokan Duyung [500 m]. , ada delapan mata air: Solokan Duyung, Seuseupan, Cihujan, Rorah Salman, Cekekan Cilintang, Leuwi Bedog, Bangkonol, dan Genangan Santa.

Ke-3 , ada tujuh genangan aktif. Genangan Pangorok, Seuseupan, Alor Jangkardi, Kalejetan Besar, Aer Mokla, Bangkonol, dan Santa.

Ke-4, faktor-faktor lain, seperti sumber mineral [salt lick], ada di Cibiuk, wilayah Gunung Honje yang tidak jauh dari JRSCA.

Persoalan dalam Cari Habitat Ke-2 di luar TNUK dan Saran alternative



Cari habitat ke-2 di luar TNUK di P. Jawa tidak gampang. Factor kepadatan warga dan aktivitas pembangunan yang begitu cepat sebagai limitasi yang khusus. Suaka Margasatwa Cikepuh lingkungannya serupa dengan TNUK, namun karena teritori itu sebagai area latihan militer karena itu jadi permasalahan menjadi habitat ke-2 badak jawa.

Saran alternative-nya ialah meluaskan JRSCA ke Cibiuk yang ada di Pulau Jawa dan menyiapkan beberapa teritori di Luar Jawa di Sumatera di mana Badak Jawa pernah hidup. Lokasi prospektif di Sumatera itu diantaranya TN Way Kambas, Berbak Sembilang,TN. Bukit Tiga Puluh, dan Rimba restorasi ekosistem Keinginan di Jambi.

Kejadian Tsunami Selat Sunda 2018 makin menyadarkan kita jika perpindahan beberapa populasi Badak Jawa kehabitat lain di luar TNUK penting untuk dilaksanakan. Seperti peribahasa Inggris menjelaskan : " Don't put all your eggs in one basket ". Maknanya kita tidak boleh mengkonsenterasikan sumber daya , terhitung Badak Jawa, pada sebuah tempat. Jika itu kita kerjakan, karena itu jika terjadi musibah di tempat itu, karena itu habislah semua sumber daya itu, tidak ada cadangan kembali.

Tetapi, ingat sampai sekarang ini tidak ada keputusan pemerintahan daerah mana yang hendak jadi habitat ke-2 , peluasan dan kenaikan opsi [daya tarik] area JRSCA untuk badak jawa untuk tiba dan tinggal perlu dikerjakan selekasnya.

Pemercepatan "penyelamatan" beberapa populasi badak jawa di Semenanjung Ujung Kulon ke area ini pantas diperhitungkan. Maksudnya, menahan berlangsungnya beberapa hal yang tidak diharapkan yang memberikan ancaman kehidupan badak jawa, khususnya kemusnahannya. Seperti pukulan tsunami.

6 Fakta badak jawa bercula satu, Hewan paling langka di indonesia

 

Fakta badak jawa bercula satu

Badak jawa sebagai kerabat Rhinocerotidae yang menjadi satu diantara dari 5 tipe badak yang masih tetap ada sekarang ini. Secara umum, badak jawa mempunyai kulit seperti mosaik pakaian baja dengan panjang sekitaran 3 mtr. dan tinggi lebih kurang 1,5 mtr.. Keunikan lain dari badak jawa ialah culanya yang lebih kecil dari spesies badak yang lain, yakni kurang dari 20 cm. Untuk ketahui semakin banyak, yok baca beberapa bukti unik badak jawa ini!

6 Fakta badak jawa bercula satu


1. Daerah penyebaran badak dulu termasuk luas



Badak Jawa memiliki nama ilmiah Rhinoceros sondaicus yang diambil dari bahasa Yunani "rhino" maknanya "hidung" dan "ceros" maknanya "cula". Sondaicus sendiri datang dari kata "Sunda". Pada jaman dulu, badak ini menyebar luas di daerah Asia Tenggara dimulai dari Sumatera sampai Jawa. Namun, sekarang cuma berada di Ujung Kulon, Banten.

2. Kulit dan cula badak



Kulit badak terlihat keras karena tersusun dari beberapa sel keras yang bermanfaat sebagai pelindung diri. Selanjutnya, tidak seperti badak yang lain yang ada dua cula, badak jawa cuma memiliki satu cula.

Cula badak ini memiliki kandungan keratin, zat yang serupa untuk membuat kuku dan rambut. Tidak itu saja, cula ini kerap dicari oleh manusia yang tidak bertanggung-jawab dengan argumen untuk penyembuhan. Walau sebenarnya, berdasar riset dari Ohio University, cula badak tidak bermanfaat apa saja karena zat pembentuknya seperti kuku dan rambut.

3. Pemakan beberapa tumbuhan



Badak makan beragam jenis tumbuhan dimulai dari tunas, ranting, daun-daun muda, sampai buah. Oleh karenanya badak dikelompokkan sebagai hewan herbivora. Tahukah kamu? Badak jawa sehari-harinya perlu 50 kg makanan.

4. Tidak memiliki predator



Siapakah yang menduga jika sebetulnya badak tidak memiliki predator selainnya manusia pemburu? Badak Jawa hidup secara soliter, hingga saat mereka berasa mendapatkan masalah, mereka akan serang balik. Tidak ada predator dengan alami untuk Badak Jawa.

5. Waktu pengembangbiakan yang lamban



Jumlah Badak Jawa yang masih ada sampai sekarang ini diprediksi cuma sekitaran 58 ekor. Badak Jawa memiliki tingkat reproduksi yang lamban. Badak betina cuma akan melahirkan satu dalam jeda 4-5 tahun, sesudah alami kehamilan sepanjang 15 sampai 16 bulan.

6. Peranan Indera Badak Jawa



Secara umum, badak jawa mempunyai pandangan yang kurang optimal karena jarak pandangnya benar-benar terbatas. Walau demikian, badak jawa mempunyai indera pendengaran dan penciuman yang cukup tajam lho.

Nach, tersebut beberapa bukti unik mengenai Badak Jawa. Yok, bantu konservasi Badak Jawa dan hewan yang lain agar terbebas dari kemusnahan!




Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) spesies yang langka di dunia


 Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sebagai spesies yang langka di dunia. Kehadiran badak jawa di Indonesia cuma di TNUK dan teronsentrasi di Semenanjung Ujung Kulon.

Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) ialah anggota kerabat Rhinocerotidae dan satu dari 5 badak yang masih tetap ada. Badak ini masuk ke genus yang serupa dengan badak india dan mempunyai kulit bermosaik yang seperti pakaian baja. Badak ini mempunyai panjang 3,1-3,2 m dan tinggi 1,4-1,7 m.

Badak ini lebih kecil dibanding badak india serta lebih dekat dalam besar badan dengan badak hitam. Ukuran culanya umumnya semakin sedikit dibanding 20 cm, lebih kecil dibanding cula spesies badak yang lain.

Badak ini pernah menjadi satu diantara badak di Asia yang terbanyak menebar. Walau disebutkan "badak jawa", binatang ini tak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di semua Nusantara, sejauh Asia Tenggara dan di India dan Tiongkok.

Spesies ini sekarang statusnya benar-benar krisis, dengan sedikit populasi yang diketemukan di alam bebas, dan tidak berada di kebun binatang. Badak ini peluang ialah mamalia paling langka di bumi.

Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas yang lain ada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan prediksi populasi tidak lebih dari delapan di tahun 2007.

Badak sebagai hewan yang pemalu, terhitung badak jawa. Oleh karena itu jarang-jarang sekali orang yang bisa menyaksikan badak langsung (terkecuali di kebun binatang).

POPULASI DAN PERSEBARAN



Badak jawa awalnya tempati wilayah penebaran yang lumayan luas di Asia Tenggara mencakup Teluk Benggala (India) sampai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Populasi di Vietnam dipastikan musnah tahun 2010. Populasi badak jawa sekarang ini sudah terbatas, terpusat pada Taman Nasional Ujung Kulon semenjak 1930-an. Ukuran populasi konstan semenjak tidak ada data pemburuan yang terekam sepanjang 3 dasawarsa. Sekarang ini ada 67 pribadi (Press Release Balai TNUK tahun 2017) yang menyebar pada bagian selatan teritori Semenanjung Ujung Kulon, yakni beberapa daerah saluran sungai Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan dan Cibunar. Wilayah tebaran itu sebagai wilayah daratan rendah, memilki sumber air dan mempunyai kecukupan pakan selama setahun, dan relatif kurang pada masalah manusia. Namun habitat badak di TNUK diprediksikan dekati batasan daya bantu dan populasi badak akan susah berkembang tanpa usaha pengendalian yang intens.

HABITAT



Badak jawa tempati habitat yang mempunyai persyaratan tertentu dari beberapa faktor seperti ketinggian, kelerengan, temperatur dan kelembapan udara, tersedianya air, kekuatan genangan, bungkusaman tanah, tersedianya garam mineral, tersedianya tumbuhan pakan, dan tingkat masalah manusia. Badak jawa menyenangi habitat rimba hujan daratan rendah dan rawa-rawa. Walau begitu, ada pula badak jawa yang diketemukan di ketinggian 600 m di permukaan laut, yakni di wilayah Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon. Badak jawa menyenangi keadaan habitat dengan rimba yang rimbun, wilayah semak dan perdu yang rapat, kurang menyenangi beberapa tempat yang terbuka, khususnya di siang hari.

Badak jawa lebih berdaptasi di lingkungan daratan rendah dibanding wilayah pegunungan, terutamanya jika mereka hidup simpratrik dengan badak sumatera. Tetapi, jika mereka tidak diketemukan bertepatan, karena itu badak jawa terkadang ditemui didaerah pegunungan.

PERILAKU



Badak jawa ialah satwa browser dan khususnya makan ranting dan tangkai kecil. Sesudah makan satu ataupun lebih tumbuhan pada sebuah titik, badak jawa akan berpindah ecara perlahan-lahan selanjutnya stop sebentar untuk makan kembali dari hari ke hari. Jalur perjalanan cari makannya bisa kelihatan oleh permudaan yang ambruk dan biasanya ke arah ke pakan awalnya. Badak jawa condong mengubah tipe pakan dari 1 ke yang lain dalam sekali perjalanan makan.
Defekasi badak jawa hasilkan kotoran berbentuk bolus berdiameter 7 - 20 cm sesuai kelas usia badak. Kotoran fresh warna kuning kecoklat-coklatan dengan berbau seperti kotoran kuda. Kotoran fresh kerap didatangi oleh lalat. Kadang kotoran seperti terbawa oleh babi yang mengharap mendapati serangga. Badak jawa umumnya buang kotoran di dua type lokasi yakni di air sungai yang mengucur, dan di pegunungan atau bukit, atau disebelah jalan khusus dan di penyeberangan.
Badak jawa umumnya buang urin saat berkubang dan saat jalan.

Ciri-Ciri Badak Jawa yang Unik



1. Badan Yang Unik


Wujud badan yang unik, tidak seperti umumnya hewan yang lain.

Badak Jawa bertubuh yang "kekar". Kaki yang relatif pendek dibanding dengan panjang dan tinggi badak. Jadikan badak tidak gampang dijatuhkan.

Walau berkaki pendek, badak bisa lari kuat sekitaran 50 km/jam. Kecepatan ini pasti berbeda jauh dengan kerbau yang mempunyai kecepatan sekitaran 30 km/jam. Walau sebenarnya berat kerbau lebih enteng (300 kg).

Karena wujud badan unik tersebut jadikan badak cuma bisa bekerja maju (walk foreward) dan mundur (walk back foreward).

Wujud badan bukan hanya sisi dari penyesuaian badak pada lingkungan.

Tapi juga berperan untuk menambahkan kemampuan saat lakukan gempuran memakai culanya.

2. Berkuku Ganjil


Badak terhitung mamalia berkuku ganjil.

Sedikit tipe mamalia yang masuk ke kelompok hewan berkuku ganjil atau umum disebutkan perissodactyla. Contoh hewan yang berkuku ganjil seperti tapir, kuda, zebra, kuda nil.

Kekhasan hewan berkuku ganjil yaitu mengolah selulosa tumbuh - tumbuhan pada bagian usus, tidak pada lambungnya. Wujud kotoran (feses) hasil dari pencernaan ini berwujud bola. Antiknya badak bukan dari keluarga kerbau atau banteng, tetapi malah masuk ke keluarga kuda.

3. Bercula Satu


Tidak seperti badak sumatra atau badak yang dari afrika, badak jawa malah masuk ke genus (kelompok) yang serupa dengan badak india.

Badak jawa dan badak india sama - sama mempunyai satu cula.

Namun badak jawa mempunyai cula yang lebih kecil sekitaran 25 cm yang umum disebutkan "cula melati". Dan untuk badak jawa betina cuma cula kecil berwujud tonjolan atau yang umum disebutkan "cula batok".

Peranan cula pada badak Jawa ini untuk perlindungan diri dari gempuran lawan, untuk merubuhkan pohon atau tunas sebagai makanannya, dan yang paling akhir untuk pertanda kemampuan badak dari badak yang lain terutamanya untuk badak jantan.

4. Mempunyai Kulit Warna Abu - abu


Pada badak Jawa dewasa, warna abu - abu jadi keunikan dari badak yang menempati taman nasional Ujung Kulon, Jawa Barat ini.

Tidak itu saja wujud kulit yang melipat rapi seakan - olah membuat tameng baja menambahkan keeksotisan badak.

Sedikit bulu-bulu atau mungkin tidak ada benar-benar dengan corak bintik di semua badan.

Tiap orang yang menyaksikan tentu secara mudah mengenal jika hewan itu ialah badak jawa.

Berlainan dengan badak Jawa yang dewasa, badak Jawa yang anak nyaris serupa dengan badak Sumatra, yaitu mayoritas badannya ada bulu-bulu lembut.

5. Mempunyai Bibir Lancip Sisi Atas


Badak mempunyai keunggulan dalam langkah raih makan. Tidak cuma dipunyai oleh badak jawa, tapi juga badak yang lain.

Bibir lancip keatas atau disebutkan belalai prehensil ini dipakai untuk raih makanan.

Untuk raih makanan juga badak mempunyai dua langkah. Pertama, dengan merubuhkan makanan yang semakin tinggi dari badannya (pohon, ranting). Ke-2 , dengan diambil jikamana tipe makanan berbentuk rambatan.

7 Fakta Badak Jawa Yang Belum Anda Ketahui



1. Dahulu Menyebar di Daerah yang Luas


Nama ilmiah badak jawa ialah Rhinoceros sondaicus; dari bahasa Yunani "rhino", yang memiliki arti "hidung" dan "ceros" yang memiliki arti "cula". Sondaicus diambil dari kata "Sunda," daerah Jawa sisi barat. memberikan indikasi serangkaian kepulauan Sunda Besar yang mencakup daerah kepulauan Indonesia pada bagian barat seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai kepulauan Sunda Kecil yakni Nusa Tenggara.

Di periode lalu, badak jawa dipercayai menyebar di Asia Tenggara, Sumatera sampai ke Jawa. Pribadi paling akhir yang berada di luar TNUK di Jawa ditembak mati oleh pemburu di Tasikmalaya di tahun 1934. Sekarang ini sampelnya bisa disaksikan di Museum Zoologi Bogor. Berikut salah satu sampel utuh badak jawa yang bisa disaksikan oleh pengunjung.

Sampai saat ini ada banyak beberapa nama wilayah di Jawa sisi barat yang namanya "badak" yang memberikan indikasi dulu ada badak di daerah itu.

2. Kulit dan Dogma di Sekitaran Cula Badak


Kulit badak jawa mempunyai seperti lipatan hingga terlihat seperti menggunakan tameng baja. Mempunyai rupa serupa dengan badak india tetapi badan dan kepalanya lebih kecil dalam jumlah lipatan semakin sedikit. Bibir atas lebih mencolok hingga dapat dipakai untuk raih makanan dan memasukannya ke mulut. Badak terhitung tipe pemalu dan soliter (penyendiri).

Badak jawa mempunyai satu cula (spesies lain mempunyai dua cula). Culanya ialah cula paling kecil dari semua badak, panjangnya di antara 20 cm sampai 27 cm. Badak jawa jarang-jarang memakai culanya untuk bertanding, tapi memakainya untuk mengalihkan lumpur di genangan, atau untuk menarik tanaman agar dikonsumsi dan buka jalan rintisan lewat vegetasi tebal.

Tidak ada hubungan di antara cula badak dengan dogma obat kuat. Cula badak dibuat berbahan keratin yang mengeras, sama dengan sundul atau kuku kerbau atau sapi.

3. Pengembangbiakannya Lamban


Sejak mulai beberapa tahun terakhir hasil sensus badak di Ujung Kulon memperlihatkan jumlah yang monoton. Beberapa hasil kamera trap memperlihatkan anak badak yang ketangkap camera bersama induk betinanya. Akan tetapi, tingkat reproduksi badak jawa termasuk lamban; betina melahirkan satu dalam jeda 4-5 tahun, sesudah periode kehamilan sepanjang 15 sampai 16 bulan. Apa lagi, badak jawa ialah spesies yang habiskan mayoritas waktunya dengan menyendiri. Umur rerata badak ini ialah di antara 40 tahun sampai 45 tahun.

Hasil pantauan badak Jawa tahun 2013 di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) lewat rekaman kamera pengaman diprediksi jumlah komunitasnya 58 pribadi.

4. Badak ialah Makhluk Herbivor


Badak jawa dewasa memiliki bobot 900 - 2300 kg , dan diprediksi makan 50 kg makanan setiap hari! Badak jawa ialah hewan herbivora dan makan berbagai macam spesies tumbuhan, khususnya tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Umumnya tumbuhan dicintai oleh spesies ini tumbuh di wilayah yang terserang cahaya matahari. Permasalahan paling besar yang berada di Ujung Kulon, beberapa pakan badak sama dengan banteng (Bos javanicus) yang mengakibatkan mereka harus bersaing memperoleh makanan.

Permasalahan lain ialah penyebaran palma agresif langkap (Arenga obtusifolia) semacam aren yang cepat berkembang biak di rimba rawa dan daratan rendah melalui biji yang ditebarkan oleh musang. Langkap sudah gantikan vegetasi yang disebut pakan badak. Diprediksi langkap sudah menginvasi 30 % dari luas semenanjung Ujung Kulon. Sampai sekarang ini tidak ada langkah efisien untuk menahan perubahan langkap.

5. Tidak Mempunyai Predator


Terkecuali pemburu, karena itu dengan alami badak jawa tidak mempunyai predator. Badak jawa dewasa tidak mempunyai hewan pemangsa sebagai lawan. Badak jawa umumnya menghindar manusia, tapi bisa balik serang bila terasa terusik. Karena karakternya yang soliter hidup di rimba tropis yang lebat dan kelangkaannya, riset mengenai badak jawa kurang dibanding dengan satwa lain. Periset memakai camera dan contoh kotoran untuk menghitung kesehatan dan perilaku mereka.

Badak jawa sendiri mempunyai indera pendengaran dan penciuman yang tajam, tetapi indera pandangan yang cuma mempunyai jarak pandang terbatas. Satwa ini seringkali jadi agresif bila berjumpa dengan manusia di rimba.

6. Teror Lain Di luar Pemburuan


Dalam beberapa dasawarsa paling akhir di Ujung Kulon, karena penyadaran ke warga dan publikasi, tidak ada pemburuan badak. Tapi tidak berarti badak jawa sudah aman di komunitasnya. Taman Nasional di samping timur bersebelahan dengan perkampungan warga yang biasanya memiara ternak. Dengan mode pelepasanliaran kerbau punya warga untuk cari makan, ini akan mengakibatkan kekuatan penebaran dan penyebaran penyakit dari hewan ternak ke satwa liar jadi tinggi.

Salah satunya penyakit hewan yang sangat membahayakan ialah anthrax yang gampang menyebar di kelompok hewan ternak. Sekarang ini faksi kewenangan ditolong kelompok aktivis coba memberi tingkat penyadaran ke warga yang tinggal di sekitar taman nasional, sekalian cari jalan keluar untuk kenaikan kesejahteraan warga.

7. Wawasan Habitat Ke-2


Habitat tunggal badak jawa di TNUK benar-benar rawan pada beragam dampak factor masalah manusia atau alam. Factor alam yang paling diakui ialah erupsi vulkanik gunung Krakatau seperti yang sempat terjadi tahun 1883 di Selat Sunda, atau bila terjadi imbas tsunami.

Sekarang ini sedang disiapkan habitat ke-2 untuk badak jawa karena daya bantu TNUK pada populasi badak sekarang ini dipandang telah optimal. Riset awalnya WWF mengenali habitat yang pas, aman dan relatif dekat ialah TN Halimun Salak. Bila habitat ke-2 sudah dipandang pas dan baik, beberapa periset dan aktivis mengharap badak yang sehat, baik dan penuhi persyaratan dari Ujung Kulon bisa dipindah ke daerah yang baru.

Thursday, April 28, 2022

23 Jenis hewan langka di indonesia yang dilindungi karena terancam punah


 Hewan langka di Indonesia hampir musnah karena komunitas yang menyusut sampai pemburuan. Beberapa kementerian di Indonesia sampai beragam instansi internasional coba membuat perlindungan hewan-hewan epidemik Indonesia ini dari kemusnahan.

World Wild Fund (WWF) memeriksa daftar beberapa hewan langka Indonesia yang diproteksi oleh dunia internasional dengan status critically endangered, yakni hewan-hewan yang semakin rawan dengan kemusnahan. Yok, ketahui dan menjaga hewan langka berikut dan komunitasnya.

Jenis hewan langka di indonesia yang dilindungi karena terancam punah


1. Harimau Sumatera


Harimau Sumatera

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) sebagai satwa diproteksi yang komunitasnya di alam hampir musnah, pemerintahan sudah memutuskan peraturan dalam RPJM tahun 2015- 2019 terhitung tipe yang penting dipertingkat komunitasnya, ini searah dengan loyalitas global lewat 13 negara yang mempunyai Harimau yang di tahun 2010 di St. Pietersburg Rusia sudah setuju untuk bersama lakukan usaha tingkatkan komunitas satwa Harimau di alam.

Indonesia sebelumnya mempunyai 3 spesies Harimau, tetapi sekarang ini dua spesies Harimau sudah dipastikan musnah yakni Harimau Bali (tahun 1940 an) dan Harimau Jawa (tahun 1980an) dan sekarang ini tinggal Harimau Sumatera yang komunitasnya di alam sama sesuai pengkajian terkini diprediksi tinggal sekitaran 600 ekor.

Berdasar UU no lima tahun 1990, pelestarian sumber daya Hayati sebagai tanggung-jawab pemerintahan dan warga. PT Tidar Kerinci Agung (PT.TKA) sebagai elemen dari warga ikut serta lakukan usaha pelestarian dengan membuat Pusat Pemulihan Harimau Sumatera di Dharmasraya (PRHSD) sebagai usaha untuk merehabilitasi kembali Harimau Sumatera.

Harimau Sumatera "Leony" sebagai satwa sitaan dari warga yang dipercayakan ke Pusat Pengamanan Satwa ASTI di Bogor semenjak Februari 2010 dan sudah memiliki kemampuan hukum permanen.

"Leony" harimau Sumatera betina sekarang ini berusia sekitaran delapan tahun dengan berat sekitaran 70 kg belakangan ini sudah dipindah dari ASTI ke PRHSD untuk direhabilitasi saat sebelum dilepaskan ke komunitas alaminya.

Pengesahan PRHSD PT. TKA jadi sisi dari serangkaian aktivitas dalam peringatan Global TIGER DAY yang diperingati tiap tanggal 29 Juli, yang di tahun ini diperingati di 8 (delapan) kota di Pulau Sumatera dan 2 (dua) kota di Pulau Jawa. Perayaan ini untuk mengingati kita jika komunitas Harimau sekarang ini di alam telah turun dan terus memperoleh penekanan hingga perlu usaha dan support warga supaya tidak musnah.

Acara pengesahan PRHSD ini bersamaan dengan serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diputuskan oleh UNEP dengan topik "Connecting People with Nature, Bersatu dengan Alam ", dengan arah untuk menghidupkan warga dalam tingkatkan global dalam selamatkan Harimau.

2. Gajah Sumatera



Gajah sebagai ‘spesies payung' untuk komunitasnya dan sebagai wakil keberagaman hayati dalam ekosistem yang kompleks tempatnya hidup. Sekarang ini, ada dua spesies gajah di Indonesia, yaitu Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis). Berdasar instansi pelestarian internasional, IUCN (International Union for Conservation of Nature), ke-2 spesies gajah itu masuk ke status Krisis (Critically Endangered/CR).


Gajah Sumatera memiliki ukuran tinggi tubuh sekitaran 1,7 - 2,6 mtr.. Bila dibanding dengan Gajah Afrika, ukuran Gajah Sumatera lebih kecil. Gajah Sumatera masuk ke satwa diproteksi menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan ditata dalam ketentuan pemerintahan, yakni PP 7/1999 mengenai Pengawetaan Tipe Tumbuhan dan Satwa.

Berdasar pengkajian WWF-Indonesia, dalam range 25 tahun, Gajah Sumatera sudah kehilangan sekitaran 70% komunitasnya, dan komunitasnya berkurang sampai lebih dari setengah. Perkiraan komunitas tahun 2007 ialah di antara 2400 - 2800 pribadi, tetapi sekarang diprediksi sudah turun jauh dari angka itu karena komunitasnya terus berkurang dan pembunuhan yang tetap terjadi.

Khusus untuk di daerah Riau dalam seperempat era paling akhir ini perkiraan komunitas Gajah Sumatera, yang sudah lama jadi benteng komunitas gajah, turun sejumlah 84% sampai sisa sekitaran 210 ekor saja pada tahun 2007. Lebih dari 100 pribadi Gajah yang telah mati semenjak tahun 2004.

3. Badak Jawa



Komunitas Badak Jawa atau Badak Cula Satu (Rhinoceros sondaicus) semakin bertambah dengan kelahiran dua ekor anak Badak di Teritori pelestarian Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ialah tipe satwa sangat jarang yang masuk ke 25 spesies target utama pelestarian Pemerintahan Indonesia. IUCN masukkan spesies Badak Jawa ke status Critically Endangered (krisis) dan CITES mengategorikannya ke Appendix I.

4. Banteng



Hewan langka Indonesia seterusnya yakni banteng. Menurut BPS, di tahun 2017 jumlah banteng hanya ada 270 ekor. Mencuplik dari ksadae.menlhk.go.id, dijumpai jika banteng yang hidup di Indonesia ada dua tipe yakni Bos javanicus javanicus yang berada di Pulau Jawa dan Bos javanicus lowi di Kalimantan.

5. Owa jawa



Berdasarkan keterangan di indonesia.go.id, owa jawa sebagai primata dengan ciri-ciri tidak berbuntut dan lengannya lebih panjang dibanding badannya. Tangan owa selainnya panjang rupanya beroro kuat karena umumnya dipakai sandaran mengayun dan beralih dari 1 pohon ke pohon lain. Dari data yang dipunyai BPS, di tahun 2017 jumlah owa cuma 492 ekor.

6. Orang Utan


Orang Utan

Hewan langka seterusnya yakni orang utan. Mencuplik dari indonesia.trevel, orang utan epidemik Indonesia minimal ada tiga tipe yakni orang utan sumatera, orang utan kalimantan, dan orang utan tapanuli. Keunikan tertentu warna bulu-bulu coklat kemerahan dan orang utan dari Kalimantan mempunyai ciri-ciri muka besar dengan pelipis seperti bantal. Dalam pada itu, orang utan tapanuli sebagai spesies baru dan diketemukan di Ekosistem Tangkai Toru. Spesies ini hampir musnah dan keadaannya benar-benar memprihatinkan. Komunitas orang utan berdasar data BPS di tahun 2017 cuma da 1.890 ekor saja. Bahkan juga di tahun 2015 komunitasnya sempat ada di angka 143 ekor.

7. Bekantan



Merilis dari indonesia.go.id, bekantan sebagai primata dengan ciri-ciri hidung besar. Tinggi bekantan jantan capai 66 sampai 72 cm, dengan berat 16 - 23 kg. Dan bekantan betina mempunyai ptinggi 51 - 61 cm dan berat 7 - 11 kg. Komunitas bekantan di tahun 2017 berdasar data di BPS hanya ada 1.365 ekor saja.

8. Komodo



Komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia dan sekarang hampir musnah. Menurut ahli arkeologi, komodo telah ada semenjak jaman prasejarah. Diprediksi sekitaran 30 juta tahun kemarin.

Prediksi ini makin kuat sesudah ditemukan fosil hewan dengan formasi kerangka yang seperti badan sang kadal raksasa ini. Selainnya dikatakan sebagai kadal raksasa, komodo dikenal juga dengan kadal purba paling besar.

Komodo dapat mengalami perkembangan dan mempunyai panjang sampai 3 mtr. dan berat sampai 68 kg. Lantas apa bukti mengenai komodo yang memikat buat pelajar kenali? Yok baca

Bukti Komodo ialah Hewan Ciri khas yang Berada di Negara Indonesia:

1. Kadal Paling besar di Dunia


Komodo ialah kadal paling besar dan paling tinggi di dunia. Mempunyai nama latin Varanus komodoenesis, bila disaksikan dari fisiknya untuk komodo jantang punyai berat yang semakin besar dibanding dengan komodo betina.

Karena tubuhnya yang besar, komodo mempunyai gerakan yang lamban yaitu sekitaran 8-10 km /jam. Namun pada keadaan terancam atau takut, mereka bisa lari sampai kecepatan 18 km /jam.

2. Asal Komodo


Dikutip dalam buku "Tutorial Riwayat Ekologi Taman Nasional Komodo" oleh Arnaz Mehta Erdmann, salah satunya teori menjelaskan komodo datang dari Asia atau Australia.

Hewan namanya latin Varanus komodoenesis ini lakukan migrasi dari Australia ke Kepulauan Timur Indonesia dan datang di Pulau Flores 900.000 tahun lalu.

Riset yang diedarkan dalam jurnal PLOS One tahun 2009, Komodo musnah dari Australia sekitaran 50.000 tahun kemarin. Proses migrasi ini diperhitungkan terjadi saat tinggi air laut lebih rendah 85 mtr. dibanding dengan keadaan di era ke-21. Hingga komodo dapat gampang lakukan migrasi dari Flores ke beberapa pulau sekelilingnya.

Di Indonesia, komunitas komodo banyak dijumpai di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan sejumlah kecil pada bagian utara dan barat Flores.

Diambil dari jurnal dengan judul Pengkajian Ekologi dan Status Kehadiran Komodo di Pulau Padar Taman Nasional Komodo kreasi Abdul Haris Mustari, dkk. komodo di Pulau Padar tidak diketemukan kembali diperhitungkan karena permasalahan ekologi seperti berkurangnya kualitas dan jumlah makanan, air, dan satwa yang lain berkaitan dengan kehidupan komodo.

3. Komodo Betina Bisa Berkembangbiak Tanpa Kawin

Tahun 2006, periset mengonfirmasi jika komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia ini untuk betina bisa mereproduksi secara aseksual lewat proses yang disebutkan partenogenesis. Bila tidak ada jantan, komodo betina bisa bertelur.

Riset itu dilaksanakan pada dua kebun binatang di London yang menjaga komodo betina tanpa pasangan. Beberapa telur dari cengkramannya memperjelas jika tidak ada jantan yang berperan pada pembuahan.

4. Indera Penciuman Kuat

Komodo dikenali mempunyai indera penciuman yang kuat. Komodo dijumpai bisa membau sampai jarak 5-11 km. Mereka lebih memercayakan indera pembau daripada pandangan walau mereka mempunyai pandangan yang bagus.

Saat sedang membau, komodo akan menjulurkan lidahnya. Waktu itu, mereka sedang tangkap partikel zat kimia dari tanah dan udara.

5. Komodo Suka Bermain

Walau kemunculannya kelihatan buas dan menakutkan. Namun komodo sukai bermain. Pribadi yang berbahagia sudah dilihat bermain dengan sekop dan sepatu. Langkah pribadi berhubungan dengan object bisa dibuktikan tanpa invasi atau motivasi untuk makan dan bisa dipandang seperti bermain.

9. Jalak Bali Indonesia.



Jalak bali sebagai hewan epidemik. Komunitas satwa ini pada 2017 cuma sisa 39 ekor saja. Keunikan dari satwa ini bertubuh warna putih dengan ujung ekor dan sayap warna hitam.

10. Maleo



Maleo atau Macrocephalon maleo sebagai hewan epidemik Sulawesi. Burung ini mempunyai komunitas di teritori pantai berpasir panas atau pegunungan yang mempunyai sumber air panas. Komunitas maleo yang terdaftar di BPS di tahun 2017 hanya ada 1.204 ekor. Indonesia.go.id, mengatakan perampokan telur burung ini membuat kelestarian komunitasnya terancam.

11. Babi Rusa


Babi Rusa

Hewan langka seterusnya yakni babi rusa. Komunitas hewan ini alami peningkatkan meskipun masih juga dalam kelompok sedikit. Di tahun 2015 komunitasnya cuma 29 ekor. Dan di tahun 2016 komunitasnya naik jadi 68 ekor. Dan tahun 2017, komunitasnya bertambah sampai 616 ekor.

12. Anoa



Komunitas anoa berdasar data BPS hanya ada 417 pada tahun 2017. Berdasarkan keterangan di e-Jurnal Partner Sians 3(2), aspek terpenting yang mengakibatkan satwa ini jadi sangat jarang karena kerusakan komunitas. Pendayagunaan rimba yang bertambah, pernangkatan, sampai pemburuan liar membuat komunitas anoa terus alami pengurangan.

13. Elang



Elang jadi hewan langka seterusnya. Burung yang ini populer sebagai maskot banyak daerah. Macamnya cukup bermacam. Berdasarkan keterangan di indonesia.go.id, elang flores jadi tipe elang yang alami kelangkaan. Hewan epidemik ini mempunyai ukuran badan 71 sampai 82 cm. Komunitasnya menyebar di Flores yang mencakup Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca, dan Flores.

14. Tarsius



Tarsius atau tarsius kerdil sebagai hewan epidemik Sulawesi tengah. Badannya kecil dengan berat tubuh cuma sekitaran 50 gr. Hewan ini mempunyai bulu-bulu halus dengan warna abu atau cokelat gelap. Komunitas tarisus berdasar data di BPS di tahun 2017 hanya ada 82 ekor saja.

15. Monyet Hitam Sulawesi

Monyet Hitam Sulawesi

Hewan langka yang diproteksi di Indonesia selanjutnya yakni monyet hitam sulawesi. Dari data BPS, komunitas monyet hitam ini hanya ada 63 ekor saja di tahun 2017. Berdasarkan keterangan di Jurnal Realtech 15(1), kelangkaan komunitas monyet hitam ini karena jumlahnya pemburuan liar dan dimakan warga sekitaran.

16. Kura-kura Leher Ular



Kura-kura Leher Ular sebagai salah satunya spesies yang masuk ke kelompok hewan yang diproteksi di IUCN, dia datang dari Pulau Rote NTT. Kura-kura Leher Ular masuk ke kelompok satwa epidemik, dan juga masuk ke kelompok 25 spesies kura-kura paling hampir musnah di dunia.

Komunitas alami Kura-kura Leher Ular ialah Danau Peto, yang tidak diketemukan kembali sampai sekarang ini, ini karena eksplorasi yang sudah dilakukan terlalu berlebih dan pindah peranan pada tempat pertanian. Keunikan kura-kura ini sendiri ada pada leher panjangnya yang seperti ular, sangking panjangnya bahkan juga tidak bisa dimasukkan ke tempurung, perihal ini pula yang mengakibatkan semakin sangat jarang karena ketakmampuannya membuat perlindungan diri daripada predator.

17. Elang Flores


Elang Flores

Elang Flores sebagai elang yang hanya ada di Tanah air, mempunyai nama latin Nisaetus flores ini mempunyai ukuran fisik yang besar sampai 71-82 cm.. Elang yang cuma dapat diketemukan di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur, dimulai dari Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca dan Flores masuk ke daftar hewan yang hampir musnah di Indonesia. Komunitasnya elang flores ada di teritori rimba dengan daratan rendah atau ketinggian sekitaran 1.000 mdpl yakni teritori Rimba Mbeliling dan Taman Nasional Kelimutu.

Sayang kehadiran elang flores semakin sangat jarang karena tingginya tingkat pemburuan. Data Tubuh Pelestarian Dunia IUCN sendiri memutuskannya jumlah komunitasnya masuk ke kelompok Krisis karena cuma sisa 100 sampai 240 pribadi dewasa saja. Dalam pada itu, dari data 2019 oleh Pemerintahan Wilayah Kabupaten Ende yang dikatakan Bupati Marsel Petu mengatakan komunitas Elang Flores di teritori Taman Nasional Kelimutu semakin terancam, sampai sekarang ini cuma sisa 10 ekor elang flores saja.

Elang Flores sebagai spesies yang paling kece, begitupula dengan beragam tipe fauna yang lain yang bisa kamu kenali di Seri The Wonders Of Nature: Hewan Kece Di Angkasa.

18. Dugong


Dugong

Hewan terlangka di Indonesia setelah itu Dugong. Dugong sebagai mamalia laut yang hidup indo pasifik, dan bisa ditemui disekitaran perairan samping utara Australia, bisa diketemukan di sejauh Samudra Hindia dan Pasifik. Dugong sebagai famili dekat dari gajah dalam jumlah yang semakin turun tiap tahunnya. Dia Dugong sebagai salah satunya Sirenia atau sapi laut yang bertahan hidup selainnya manatee dan sanggup capai umur 70 tahun,

Memiliki ukuran besar dengan Panjang badannya capai 3 mtr. dan berat 450 kg, Duyung atau dugong ialah salah satu mamalia laut herbivora, dia selanjutnya ikut menyamakan ekosistem lamun. Dugong. Bisa meredam napas sepanjang 12 menit saat cari makan, dan berenang. Sampai sekarang ini binatang ini masih sering dicari dan dimakan dagingnya walau sudah diproteksi oleh UU Pemerintahan Indonesia salah satunya Ketentuan no. tujuh tahun 1999 mengenai Pengawetan Tipe Tumbuhan dan Satwa dan UU Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian SDA Hayati, Dugong sendiri masuk ke kelompok biota perairan yang diproteksi.

19. Burung Merak



Hewan indonesia yang cukup sangat jarang setelah itu Burung Merak. Merak sebagai spesies burung yang terhitung dalam genus pavo dan afropavo dan terhitung kerabata ayam rimba datang dari dataran Asia seperti India, Pakistan Nepal Indonesia Myanmar, Burma, dan Afrika tengah. Terutamanya di Indonesia, Burung Merak bisa diketemukan di wilayah jawa sisi timur. Komunitasnya ada pada tempat tropis dan alam liar seperti rimba yang daratan rendah dan dekat sama sumber air yang mengucur.

Burung merak sendiri semakin banyak hidup di darat meskipun masih tetap mempunyai kekuatan untuk terbang pada kondisi tertentu.Mempunyai karakter warna yang ceria dan ekornya yang besar dan bisa diperkembangkan untuk mengundang perhatian musuh macamnya saat musim kawin datang. Selainnya sebagai lambang dari keelokan, bulu-bulunya mempunyai peranan sebagai pertahanan diri dari gempuran musuh.

Siang hari burung merak ini hidup di dataran secara bebas atau bergerombol. Saat malam harinya burung merak selanjutnya akan tertidur di tempat pohon-pohonan. Burung Merak sendiri hidup secara nomaden atau selalu beralih-pindah secara periodik. Sayang kehadiran burung merak mulai musnah kehadirannya, umumnya disebabkan karena pemburuan untuk diambil bulu-bulunya dan diperjualbelikan berbentuk bahan dekor dan kebakaran rimba.

20. Ikan Arwana Merah


Ikan Arwana Merah

Ikan arwana terdiri jadi beberapa macam tergantung pada berwarna misalkan pada Arwana silver yang dari Negara Brazil, Arwana hijau (Kalimantan Barat), dan arwana emas (Sumatera dan Malaysia), arwana merah sendiri terasa dari Kapuas Hilir, Indonesia dan menyebar di wilayah Kalimantan Barat seperti pada Sungai Kapuas dan Danau Sentarum.

Hewan ini sekarang sudah dipastikan sebagai hewan langka dan diproteksi oleh Surat Keputusan Bupati kapuas Hilir Nomor 6 Tahun 2001, yang mengatakan Danau Lindung Empangau Kalimantan Barat diputuskan sebagai danau lindung. Karena kelangkaannya disebabkan karena penangkapan liar warga. Disamping itu perairan yang terkontaminasi membuat arwana ini susah untuk tetap bertahan hidup. Selainnya Hukum tradisi diterapkan yang membuat cuma bisa diambil bila ukuran kurang dari 5cm.

21. Kucing Merah Kalimantan



Kucing Merah sebagai hewan epidemis asli Pulau Kalimantan dan menyebar kehadirannya dari daratan rendah, rimba rawa, sampai bukit-bukit. Kucing ini terhitung ke salah Hewan langka dan terancam kehadirannya semenjak tahun 2002 lalu. Mempunyai nama latin Catopuma badia kucing merah Kalimantan ini dikenal juga sebagai Kucing Borneo.

Jumlah komunitas di komunitas aslinya diprediksi cuma sisa sekitar 2.500 ekor saja karena rusaknya komunitas, bahkan juga di sejumlah tahun akhir kucing merah ini alami pengurangan komunitas sekitar 20%. Untuk ciri-ciri fisiknya, kucing merah mempunyai warna coklat kemerahan sama ukuran badan yang lebih kecil dibandingkan ukuran kucing secara umum, tetapi di tempat ekor dan badannya lebih Panjang, kepalanya juga lebih kecil dengan wujud telinga yang bundar.

22. Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih

Burung Cendrawasih dengan komunitas asli di daratan rendah ini sebagai burung sebagai maskot Pulau Papua. Terdiri jadi 41 spesies, dan menyebar di Papua Barat sekitar 38 spesiesnya, di pulau torres sampai ke Australia sisi timur. Tipe Cendrawasih yang paling dikenali salah satunya Cendrawasih Kuning Besar atau Cendrawasih Paradise Apoda.

Burung cendrawasih sendiri mempunyai ukuran yang bermacam bergantung tipe spesiesnya yang terdiri jadi spesies King Bird of Paradise (15 cm ukuran) sampai spesies Black Sicklebill (110 cm atau 1 mtr. ukuran). Karakter khusus burung cendrawasih berada pada warna bulu-bulunya yang memikat perhatian seperti merah, hijau, dan biru, berdasar nama ini juga pemberian nama burung ini misalkan pada cendrawasih kuning yang lebih menguasai pada warna kuningnya, cendrawasih merah yang menguasai warna merahnya, cendrawasing hijau dan biru juga begitu.

Burung Cendrawasih dipanggil bird of paradise di eropa atau burung dari surga. Sayang karena keelokannya ini burung cendrawasih jadi burung yang banyak dicari dan semakin sangat jarang kehadirannya. Cendrawasih sekarang jadi satu satwa yang diproteksi pemerintahan lewat UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.

23. Macan Tutul Jawa



Macan Tutul Jawa ialah hewan yang dipastikan sangat jarang dan hampir musnah dan terhitung dalam red daftar di IUCN. Macan Tutul Jawa diproteksi berdasar UU 134 Tahun 1931 mengenai Pelindungan Binatang Liar. Macan tutul jawa sebagai spesies macan tutul yang mempunyai ukuran paling kecil dengan pandangan yang paling tajam.

Macan tipe ini ialah hewan epidemis yang cuma dapat diketemukan di Pulau Jawa sebagai komunitas intinya. Sekarang macan tutul jawa sudah diproteksi oleh pemerintahan Indonesia dan bisa diketemukan di Taman Nasional Gunung Besar Pangrango, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, sampai Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur). Kelangkaan macan tutul sendiri disebabkan oleh pemburuan dan komunitasnya yang semakin hancur karena penebangan dan perluasan tempat.