Saturday, April 23, 2022

Harimau Sumatera, Panthera tigris sondaica, Predator eksotik asli indonesia yang teramcam punah akibat terus diburu walau di lindungi

 


Si predator eksotik, hewan bercorak loreng-loreng ini mampu berlari dengan kecepatan sampai 60 km/jam. Cakar tajamnya sanggup mencabik mangsa cukup dengan satu sikatan saja. Suara aumannya bahkan juga dapat kedengar sampai 3 km. Hewan ini ialah Harimau Sumatera, menyaksikan raja rimba yang ini selalu sukses buat bulu-bulu kuduk bergidik.

Harimau Sumatera sebagai satwa epidemik asli Indonesia. Hewan bernama latin Panthera tigris sondaica ini menempati pulau Sumatra jadi salah satu anggota subspesies harimau yang bertahan hidup sampai sekarang ini.

Dibandingkan subspesies harimau yang lain, harimau Sumatera sebagai yang paling kecil dengan berat 91-140 kg dan panjang 198-250 cm. Tetapi, ukuran yang kecil mempermudahnya menelusuri rimba.

Karnivora berkulit belang ini mempunyai naluri predator yang paling tajam. Dalam gelap, mamalia ini masih tetap aktif. Penglihatannya bahkan juga 30 kali lebih tajam dari pandangan manusia pada malam hari. Indra pendengaran dan pandangan yang sangatlah baik membuat Harimau Sumatera jadi pemburu yang handal.

Dengan taringnya, Harimau Sumatera berkekuatan gigitan capai 450 kg style yang sanggup melelehlantakkan mangsa. Salah satunya yang menolong proses pemburuan harimau Sumatera adalah janggutnya.

Walau kelihatan tidak berperan, ternyata bulu-bulu janggut warna putih ini sanggup tangkap getaran dari si mangsa. Harimau Sumatera mempunyai 5 tipe bulu-bulu janggut yang lain.

Bila umumnya kucing tidak sukai sama air, tetapi tidak dengan kucing raksasa yang ini. Predator ini malah sukai berenang. Ada selaput di antara jarinya yang membuat mereka sanggup berenang cepat. Kekuatan berenangnya sanggup mencapai enam km.

Manfaatkan keunggulannya, saat memburu kadang Harimau Sumatera ini memojokkan mangsanya ke air. Apa lagi jika binatang buruan itu lamban berenang. Hewan ini juga jadi lebih gampang lemahkan mangsa.

Rupanya tidak hanya bulu-bulunya saja yang punyai garis-garis hitam, kulit harimau belang. Seperti sidik jemari manusia, skema loreng tiap harimau tidak sempat ada yang serupa di antara satu sama yang lain. Maka dari itu beberapa pakar umumnya mengenali satu ekor harimau lewat skema garis-garis hitam pada belangnya.

Warna kulit harimau sumatra sebagai yang paling gelap dari semua harimau, dimulai dari kuning kemerah-merahan sampai jingga tua. Antiknya, bulu-bulu Harimau Sumatera berbeda warna jadi hijau gelap saat melahirkan.

Di Sumatra Selatan, harimau dikenal juga bernama nek ngau dan setue. Arti setue ialah figur yang disegani atau dituakan. Di teritori seperti rimba tradisi Tebat Benawa, hewan ini demikian disegani.

Diperhitungkan, prediksi komunitas yang cuma 400-500 ekor IUCN (International Union for Conservation of Nature) sudah masukkan Harimau Sumatra dalam Daftar Merah satwa hampir musnah dengan status Krisis (Critically Endangered). Harimau Sumatera jadi satwa yang diproteksi pemerintahan Indonesia tertera di Undang-Undang No.lima tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Kulit Harimau Sumatera yang eksotik dan cantik, anggota badan sering dicari dan jadi perdagangan ilegal. Lenyapnya komunitas asli sebagai tempat permukiman membuat komunitas harimau Sumatera semakin turun. Bila tidak diproteksi, Harimau Sumatera dapat susul kemusnahan 3 spesies harimau yang telah musnah, yakni harimau Jawa, harimau Bali dan harimau Kaspia.
 

Populasi Harimau Sumatra Di Tahun 2022



Dirjen Pelestarian Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan, Wiratno menjelaskan, sekarang ini komunitas Harimau Sumatra yang hidup di komunitas aslinya sekitar 604 ekor. Wiratno mengharap komunitas harimau harus dijaga agar tidak musnah karena kedatangan Harimau penting untuk kesetimbangan alam.

"Pengamanan masa datang Harimau Sumatra sama dengan pengamanan masa datang rimba," kata Wiratno, Senin (14/2).

Dia menyebutkan, selainnya yang berada di komunitas aslinya, Harimau Sumatra ada juga sekitar 370 ekor yang dirawat pada tempat pelestarian. Sekitar 258 salah satunya ada di instansi pelestarian di luar Indonesia.

Menurut Wiratno, ada tiga pilar pelestarian pengamanan rimba. Yaitu pelindungan mekanisme kehidupan, pengawetan keberagaman hayati dan ekosistem, dan pendayagunaan sumber daya alam terus-menerus.

Dia menghimbau warga, terutamanya yang menetap di tempat riskan perselisihan dengan harimau agar sering bekerjasama dengan Balai Pelestarian Sumber Daya Alam (BKSDA). BKSDA akan lakukan pengatasan apa itu menyingkirkan satwa kembali lagi ke rimba atau lakukan pengamanan.

Direktorat Pelestarian Keberagaman Hayati Spesies dan Genetik menulis selama setahun 2020 ada 23 perselisihan yang terjadi di antara manusia dan harimau. Kasus paling banyak ada di BKSDA Aceh, yakni sekitar delapan perselisihan.

Harimau sumatera banyak dicari untuk diambil kulitnya



Harimau Sumatra terus dicari karena banyak yang inginkan sisi badannya. Kulit harimau banyak digunakan untuk beragam kepentingan, seperti tas, sepatu, atau bahan baju. Harimau Sumatra akan musnah bila terus dicari.
Harimau dicari untuk diambil semua sisi badannya, dimulai dari kulit, kumis, kuku, taring, sampai dagingnya. Anggota badan harimau dipercayai sebagai jimat dan berkekuatan magic. Perihal ini pula yang menggerakkan suburnya keinginan harimau di pasar gelap dan membuat komunitas harimau semakin turun.

0 comments:

Post a Comment