Monday, April 25, 2022

Mengenal burung rangkong, Jenis burung rangkong dan fakta burung rangkong yang belum anda ketahui


 Burung rangkong atau enggang merupakan Satu diantara burung mempunyai ukuran besar sebagai kekayaan fauna di Indonesia. Disamping ukuran tubuhnya yang besar, rangkong pun miliki paruh besar, panjang, tetapi enteng. Kepakan sayapnya kedengar keras dan miliki suara yang juga unik. Beberapa macam miliki sundul (casque) yang mencolok di atas paruh yang terkadang miliki warna menonjol.

Ada 62 macam rangkong yang tersebarkan di Afrika, Asia lokasi tropis, Indonesia, dan Papua Nugini. Khusus di Indonesia, ada 13 macam rangkong yang tersebarkan dan 3 salah satunya adalah pandemik Indonesia ialah julang sulawesi (Ryhticeros cassidix), kangkareng sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatus), dan julang sumba (Ryhticeros everetti). Dan di Pulau Jawa sendiri ada 3 macam rangkong ialah julang emas (Rhyticeros undulatus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), dan kangkareng perut-putih (Anthracoceros albirostris).

Macam yang lain yaitu enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), enggang jambul (Berenicornis comatus), julang jambul-hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), rangkong gading (Rhinoplax vigil), rangkong papan (Buceros bicornis), dan julang papua (Rhyticeros plicatus).

Oleh Suku Dayak, rangkong terhitung burung yang dirasa suci dan jadi gambar persatuan warga. Peranannya buat kelestarian rimba juga begitu penting, ialah menjadi penyebar biji yang percepat pembaharuan rimba.

Di Indonesia tersebarkan beberapa macam rangkong dan dengan status menjadi burung pandemik, mencakup lokasi rimba Sumatera, rimba Kalimantan, dan rimba Jawa. Diantaranya yaitu burung rangkong paling besar, ialah Rangkong Gading.

Morfologi



Tampilan fisik rangkong atau enggang cukup antik, khususnya sisi atas paruh (balung) dan berwarna. Kekhasan ini cuman dipunyai oleh burung ini dan tidak dipunyai oleh burung yang lain.

Balung atau Casque yaitu benjolan yang ada pada atas paruh rangkong. Manfaat dari organ ini adalah area dengung suara lantaran balung memiliki susunan mempunyai rongga.

Kalau dibanding dengan spesies burung umumnya, ukuran badan rangkong disebutkan besar, khususnya spesies Rangkong Gading. Sejumlah besar macam Burung Enggang miliki paruh besar, panjang, meliuk dengan berat gampang. Wujud paruhnya amat antik dan lantaran kekhasan berikut ini banyak pemburu yang menelusurinya dan meneror komunitas burung jarang ini.

Badan rangkong bisa tumbuh di antara 65 hingga sampai 170 cm terkait macam, dan beratnya kira-kira di antara 290 sampai 4.200 g. Meskipun mempunyai tubuh yang besar dan berat, rupanya burung rangkong terhitung macam burung dengan potensi terbang.

Buat membandingkan rangkong jantan dan betina, kita bisa menyaksikannya dari warna bulu-bulu. Enggang jantan miliki warna bulu-bulu yang lebih menonjol dibandingkan dengan enggang betina. Semua badan rangkong banyak sekali bulu-bulu yang sejumlah besar mempunyai warna hitam, abu-abu, dan putih dan ada bulu-bulu warna merah dan kuning pada sisi leher, kepala dan lingkar mata. Manfaat warna yang lebih menonjol di burung jantan yaitu untuk mengundang perhatian betina.

Tebaran



Ada 62 macam rangkong yang tersebarkan di area Afrika, Asia lokasi tropis, Indonesia dan Papua. Di area Asia tropis ada 32 macam dan secara spesial Indonesia miliki 13 macam rangkong yang 3 salah satunya adalah pandemik Indonesia.

Di Indonesia rangkong tersebarkan di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Papua, dan Sumba. Tebaran paling banyak ada pada Pulau Sumatera, ialah 9 macam rangkong.
Macam Burung Rangkong

Berikut di bawah ini yaitu beberapa jenis rangkong yang ada pada Indonesia, misalnya:


  • Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) asal dari Sulawesi (pandemik)
  • Kangkareng Sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatusI) asal dari Sulawesi (pandemik)
  • Julang Sumba (Rhyticeros everetti) asal dari Sumba (pandemik)
  • Enggang Klihingan (Annorrhinus galeritus)
  • Enggang Jambul (Berenicornis comatus)
  • Julang Jambul Hitam (Rhabdotorrhinus corrugatusI)
  • Julang Emas (Rhyticeros undulates)
  • Kangkareng Hitam (Anthracoceros malayanus)
  • Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris)
  • Rangkong Badak (Buceros rhinoceros)
  • Enggang Gading (Rhinopkex vigil)
  • Rangkong Papan (Buceros bicornis)
  • Julang Papua (Rhyticeros plicatus)


Makanan



Burung Enggang yaitu macam burung frugivora, yaitu burung pemakan buah-buahan. Burung ini bisa konsumsi 3 macam buah, seperti buah berkulit keras (husked), buah berdaging (drupaceus) yang mempunyai kandungan banyak lemak tinggi dan fig (ficus) yang mempunyai kandungan protein, karbohidrat, kalsium dan air. Perumpamaannya yaitu buah keanri, buah pala dan buah beringin.

Metode burung ini konsumsi buah-buahan pun antik, ialah degan masukkan dan melumat buah dalam paruh selanjutnya biji dikeluarkan sesudah daging buah ditelan. Terkecuali itu, metode makan yang lain dengan menelan buah sekalian dan keluarkan bijinya bersama kotoran, tetapi langkah berikut biasa dilaksanakan buat buah-buah berbiji kecil atau lembut.

Disamping konsumsi buah-buahan, rupanya burung ini pun pemakan serangga. Kebanyakan perihal ini dilaksanakan kalau buah-buahan di rimba susah diketemukan maka rangkong cari serangga buat dikonsumsi.

Terkecuali itu, saat masuk zaman berkembangbiak, burung ini pun amat sering konsumsi serangga. Contoh-contoh serangga makanan burung rangkong yaitu jangkring, semut, belalang, kroto, rayap, ulat, larva kumbang, laba-laba, kumbang dll.
 

Habitat dan Daya Jelajahi



Burung rangkong biasanya tinggal di area rimba daratan rendah dengan ketinggian 0 hingga sampai 1.000 mdpl, dan area rimba tropis. Daya jelajahi burung ini pun lumayan luas, ialah sampai 100 km2. Potensi ini amat memberikan keuntungan buat pembaharuan rimba lantaran buah dan biji yang dikonsumsi rangkong bisa tersebarkan di luasan itu.

Keadaan rimba amat mempunyai pengaruh kepada kehidupan rangkong, lantaran burung ini butuh tempat hidup berwujud virgin forest atau rimba perawan maka bisa bebas cari makan dan bikin sarang buat terkurungi telurnya.

Kerusakan rimba gara-gara defoforestasi atau kesibukan manusia yang lain langsung ataupun akan tidak turunkan komunitas Burung Rangkong di alam. Perihal ini terkait dengan rutinitas Enggang yang bikin sarang di lubang pohon yang dengan diameter besar. Menyusutnya tegakan pohon pasti bikin rangkong susah buat mendapati sarang yang pas.
Sikap

Satu diantara sikap antik burung ini yaitu bersarang di lubang pohon. Sarang itu dipakai oleh Burung Rangkong betina buat terkurungi telur, selanjutnya tertutupi dengan lumpur, tanah, semak rumpu atau tersisa makanan buat perlindungan telur dari pemangsa. Terkecuali itu burung ini pun mendatangkan suara antik dan terdengat seperti panggilan "Calling".
 

Pengembangbiakan


Burung rangkong

Saat masuk musim kawin dan bertelur, sarang dapat dibikin oleh burung jantan di tangkai pohon yang tinggi. Kesukaannya yaitu bikin sarang di pohon memiliki diameter lebih dari 45 cm dengan ketinggian 20 sampai 50 di atas tanah. Sepanjang betina mendekam telur, burung jantan dapat berikan makanan lewat lubang sarang.

Pemberian makan itu dilaksanakan sampai telur menetas dan anak rangkong tumbuh dewasa dan siap buat pisah dengan induknya. Selanjutnya, burung muda dapat keluar dan cari makan bersama burung jantan, dan burung betina dapat menggugurkan bulu-bulu dan terkurungi telur selanjutnya.

Telur rangkong dierami di antara 25 hari sampai 150 hari bergantung spesies, daerah dan ukuran. Makin besar ukuran burung rangkong makan lamanya waktu pengeraman akan makin panjang.

Misalnya ialah Rangkong Julang Emas yang memerlukan waktu pengeraman 40 hari, Rangkong Badak sekitaran 37 sampai 46 hari, dan Rangkong Gading sepanjang 150 hari dan jadi pengeraman paling lama dibandingkan rangkong yang lain.

Berikut 5 tahapan bersarang Burung Rangkong menurut Poonswad (1993), yakni:

  1. Pre-nesting, yakni proses perkawinan dan proses mendapati sarang untuk mendekami telur.
  2. Pre-laying, yakni proses penempatan telur pertama dan betina mulai mengungkung diri.
  3. Egg incubation, yakni periode pengeraman telur yang memakan waktu sampai 4-6 minggu.
  4. Nesting, yakni periode betina keluar sarang untuk cari makan.
  5. Fledging, yakni periode anakan siap keluar sarang dan periode perpecahan sarang yang sudah dibikin.


Status Kelangkaan



Komunitas burung rangkong di Indoensai sekarang ini ada pada keadaan hampir musnah dan banyaknya di alam liar benar-benar jauh menyusut, khususnya sekian tahun akhir-akhir ini.

IUCN masukkan spesies Rangkong Gading ke kelompok Critically Endangered (CR) atau hampir musnah. Dan tipe Enggang yang lain masuk ke kelompok Vulnerable (VU), Near Threatened (NT) dan Least Concerned (LC).

Kelangkaan burung ini disebabkan karena tingginya angka pemburuan, perdagangan satwa simak, dan keadaan rimba yang hancur. Aspek terpenting rangkong jadi fauna buruan ialah kekhasan dan banyak kolektor ingin mengumpulkannya secara illegal.

CITES masukkan burung rangkong ke status Appendix I, maknanya spesies ini terancam dari semua wujud perdagangan.
Usaha Pelestarian

Untuk jaga komunitas dan kelestarian rangkong, usaha pelestarian seperti Taktik dan Gagasan Pelestarian (sRAK) untuk Rangkong Gading sudah dikerjakan di Medan, Sumatera Utara.

Ketentuan perundangan yang jaga kehadiran burung ini ada dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya berkenaan ancaman pemburuan liar, yakni barangsiapa yang lakukan pemburuan sampai mengakibatkan peralihan pada ekosistem rimba akan memperoleh hukum pidana yang tepat. Pada undang-undang itu diikutkan jumlah denda sampai sanksi kurungan penjara yang bervariatif.

Burung rangkong (keluarga Bucerotidae) termasuk juga dalam tipe satwa yang diproteksi berdasar Ketentuan Pemerintahan No. 7 Tahun 1999. Ketentuan Menteri Lingkungan Hidup No. P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 mengenai peralihan atas Ketentuan menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 mengenai Tipe Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi beberapa jenis burung rangkong, diantaranya:

  • Enggang Klihingan
  • Kangkareng Perut Putih
  • Kangkareng Hitam
  • Enggang Jambul
  • Enggang Papan
  • Enggang Cula
  • Enggang Jambul Hitam
  • Kangkareng Sulawesi
  • Rangkong Gading
  • Julang Sulawesi
  • Julang Sumba
  • Julang Irian
  • Julang Emas.


Simbol Kesucian Suku Dayak


Orang Dayak di Kalimantan benar-benar menghargai burung ini. Satu diantaranya ialah Rangkong Badak yang jadi lambang kesucian, kemampuan dan kekuasaan warga Dayak. Burung ini mempunyai performa unik dan spesial, dan kerap dipakai untuk upacara sipiritual tradisi di tempat.

Masyarakat dayak yakin pada dogma jaman dulu yang memandang rangkong sanggup jadi mediator komunkasi dengan roh nenek moyang. Arwah yang membuat perlindungan Pulau Kalimantan dan Suku Dayak disebutkan kerap memperlihatkan diri dalam bentuk burung rangkong raksasa. Hal tersebut yang memengaruhi kesenian tari dan kebudayaan Dayak lewat pola rangkong yang kerap diketemukan.

Pelindungan Burung Rangkong


Kekhasan dan kelebihan burung keluarga rangkong ini berbuntut musibah untuk burung rangkong. Tingginya pemburuan, perdagangan, dan menipisnya rimba sebagai komunitas rangkong, berpengaruh jelek untuk perubahan burung berparuh besar ini. Walau sebenarnya menurut Ketentuan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.106 Tahun 2018 (P106), semua tipe rangkong sudah diproteksi dan hampir musnah.

Banyak peristiwa pemburu satwa liar yang mengincar burung unik ini cuma untuk ekspos di sosial media. Sebagai contoh, di tanggal 15 Agustus 2018, sempat trending posting seorang pria di Kabupaten Poso, Sulawesi tengah. Dalam photo yang diupload di Facebook itu memperlihatkan aktor sedang menggenggam dua ekor burung rangkong hasil pemburuanya.

Terkini, 11 Januari 2019, sebuah posting di Facebook oleh masyarakat Kabupaten Lebak, Banten yang mempublikasikan hasil pemburuannya berbentuk burung rangkong. Untungnya, selang 2 hari sesudah posting itu, aktor sukses diamankan oleh faksi berwajib.

Selainnya pemburuan untuk hoby dan gelaran ekspos, kecantikan yang dipunyai burung rangkong membuat beberapa kolektor berminat untuk memiliki. Ini yang menggerakkan pemburu dan pedagang satwa liar mengincar burung rangkong. Sebagai contoh, di tanggal 14 Juni 2015, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser sukses tangkap tangan dua aktor penjual paruh rangkong. Aktor diamankan ketika akan jual 12 paruh burung rangkong yang diambil dari rimba.

Dari info aktor, 12 paruh burung itu akan dipasarkan ke beberapa negara, yakni Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Thailand, lewat jaringan yang lain belum ketangkap. Sejauh ini, barang didapatkan dari Blang Kejaren, Aceh. Minimal, ada 10 orang jaringan bekerja mengincar di rimba, atau cari dari warga yang tidak menyengaja mendapati burung hidup. Tanda bukti dipasarkan ke jaringan lain di Jakarta selanjutnya diseludupkan ke luar negeri. Sepanjang satu tahun, telah 100 paruh lebih sudah dipasarkan.

Informasi lain berkaitan perdagangan rangkong, di tanggal 13 Desember 2018, Polisi Aceh Tenggara membekuk 4 aktor perdagangan gelap paruh rangkong gading dan sundul rusa (kijang) di Kecamatan Deleng Pokhisen, Kabupaten Aceh Tenggara. Saat diamankan, diketemukan sekitar 16 paruh rangkong gading (Rhinoplax vigil).

Keterkaitan jaringan perdagangan satwa liar ilegal akan makin menggerakkan terancam musnahnya burung rangkong di alam. Walau sudah diproteksi undang-undang, tindakan pemburuan dan perdagangan rangkong kenyataannya masih bersambung.

Rangkong, Spesies Kunci Konservasi Rimba


PROFAUNA Indonesia semenjak tahun 2018 memiliki perhatian lebih serius pada konservasi rangkong dan komunitasnya. Burung rangkong jadi icon dalam kampanye PROFAUNA berkaitan konservasi rimba di Jawa, satu diantaranya ialah di daerah Malang selatan.

5 Bukti Unik Burung Rangkong/Enggang


1. Terdiri Dari 57 Spesies


Burung rangkong sebagai omnivora. Mereka sukai melahap buah dan hewan-hewan kecil seperti kadal, tikus, serangga, serta ular.

Burung ini mempunyai 57 spesies di alam. Spesies yang terpopuler salah satunya ialah genus Aceros, Anorrhinus, Anthracoceros, Berenicornis, dan ada banyak kembali spesies yang lain yang ada di komunitas aslinya di daratan Afrika sisi selatan.

2. Terhitung Burung Setia


Berlainan dengan tipe burung yang lain, yang menyukai ganti pasangan. Burung ini adalah spesies hewan yang memiliki sifat monogami, alias cuma mempunyai satu pasangan sepanjang umurnya. Saat salah satunya dari pasangan itu mati, pasangan yang ditinggal tidak kawin kembali.

Kesetiaan ini bisa dibuktikan saat rangkong betina bertelur. Saat telur terkumpul dan siap dierami, rangkong betina akan tinggal di lubang pohon yang sarangnya tertutupi lumpur. Sepanjang proses ini, nyaris 4 bulan lama waktunya, rangkong jantan akan temani rangkong betina dan memberi makanan dari lubang sempit itu.

3. Tinggal Di Pohon-Pohon Besar Dan Tinggi


Bukti ke-3 dari Burung rangkong ini ialah rumahnya umumnya di beberapa pohon besar dan tinggi. Burung ini terhitung spesies dengan berat dan ukuran badan yang lumayan besar..

Pohon yang dengan diameter besar cuma bisa diketemukan dalam rimba belantara. Oleh karena itu burung ini umumnya hidup di rimba. Kehadiran rimba yang makin berkurang, membuat kehadiran rangkong jadi sangat jarang bahkan juga hampir musnah.

4. Umurnya Capai 70 Tahun


Burung Rangkong rupanya mempunyai umur yang lumayan panjang bila bisa hidup secara baik di alam liar. Pada umumnya, mereka bisa hidup sampai 70 tahun lama waktunya. Tetapi, umur hidup burung ini tidak bisa capai 70 tahun bila dia ada dalam penangkaran.

5. Terhitung Burung yang Diproteksi


Status burung rangkong ini benar-benar diproteksi, terhitung di Indonesia. Ini karena kehadirannya yang telah hampir musnah. Untuk siapa yang tangkap burung ini di alam liar tanpa ijin dari faksi berkuasa akan memperoleh hukuman pidana yang lumayan berat.

Faedah Burung Rangkong Untuk Rimba dan Upacara Tradisi


Burung rangkong yang terhitung burung diproteksi ini banyak memiliki manfaat untuk manusia seperti faedah burung rangkong yang hendak kami bahas di bawah ini.

Pergantian Rimba


Burung rangkong mempunyai kekuatan luar biasa yang paling menolong supaya pergantian rimba selalu terlindungi secara baik. Burung ini bisa menyebar biji buah buahan sebagai makanannya sampai sepanjang 100 km sampai burung rangkong ini sampai memperoleh panggilan petani rimba yang kuat.

Sebagai Obat


Bukan hanya faedah air liur walet yang banyak memiliki manfaat, tetapi air liur burung rangkong rupanya dipakai oleh beberapa warga Indonesia. Pemburuan burung rangkong ini dapat muncul karena satu diantaranya di yakin warga bila tipe burung ini mempunyai manfaat sebagai obat. Orangtua di zaman dahulu, memakai air liur burung rangkong ini untuk mengobati cedera dan cedera shooting dari senjata pemburu. Dan pada bagian paruh burung rangkong, dipercayai bisa juga menyembuhkan beragam tipe penyakit seperti bengkak hati, paru paru basah, batu ginjal, sakit usus dan jantung. Bahkan juga, beberapa orang kembali berasumsi bila air rendaman paruh burung rangkong ini dapat menetralisir toksin.

Sebagai Batu Cincin


Seperti faedah batu akik yang kerap digunakan sebagai cincin, paruh dari burung ini bisa juga dipakai sebagai cincin pusaka. Dari semua sisi burung rangkong ini, sisi yang paling disebutkan bernilai ialah dari sisi paruh sampai kepala. Paruh burung rangkong yang unik seperti wujud sundul lembu ini kerap dicari beberapa orang untuk dijadikan bahan pembikinan batu cincin.

Lambang Peruntungan


Walau telah diputuskan dalam Ketentuan Pemerintahan No.7 Tahun 1999 mengenai pemburuan burung yang telah hampir musnah ini, tetapi burung ini masih masih tetap dicari untuk diperjualbelikan sebagai binatang piaraan, hiasan rumah, bahkan juga balung tangkong tipe gading di export ke China karena jadi simbol peruntungan warga China itu.

Untuk Upacara dan Tari Tradisionil


Selainnya faedah bulu-bulu merak yang kerap dipakai beberapa orang, bulu-bulu rangkong kerap digunakan beberapa suu di Indonesia dalam upacara tradisi. Makna dari burung rangkong ini untuk warga suku Dayak yaitu sisi bulu-bulu rangkong untuk digunakan dalam upacara upacara tradisi dan tarian tradisionil warga Dayak. Namun, warga Dayak sendiri ambil bulu-bulu rangkong itu dengan benar-benar bijak dan arif hingga turut menolong kelestarian burung rangkong di alam bebas.

Hiasan Kepala


Oleh warga suku Dayak, burung ini dipandang seperti burung yang keramat dan tidak dicari apa lagi untuk di konsumsi. Warga Dayak yang mendapati burung rangkong ini pada kondisi mati tidak membuangnya. Tetapi sisi kepala burung rangkong yang telah mati itu akan dipakai sebagai hiasan kepala atau pakaian tradisi mereka. Dan rangka kepala burung rangkong yang keras itu tetap tahan lama hingga dapat dipakai kembali oleh warga suku Dayak itu. Dan untuk pemakaiannya sendiri cuma bisa digunakan oleh sebagian orang terhormat suku Dayak saja.

Memperkuat Psikis


Paruh burung rangkong dipakai beberapa orang sebagai pusaka yang dipandang dapat memperkuat psikis pada diri seorang. Paruh rangkong dipandang dapat tingkatkan pamor kewibawaan hingga dapat atur anak buah jadi lebih gampang dan jadi orang yang lebih dihormati. Ada beberapa faedah dari paruh burung rangkong yang di yakin beberapa warga Indonesia seperti tingkatkan derajat sosial, tingkatkan rasa simpati, mempermudah masalah pertalian cinta, memperlancar rayuan yang dilaksanakan dan lain-lain.

Faedah burung rangkong yang menjadi satu diantara burung hampir musnah ini sebaiknya jika dipakai dengan benar-benar arif yaitu tidak lakukan pemburuan liar cuma untuk kesenangan dan keperluan manusia ingat banyak manfaat burung rangkong ini untuk membenahi rimba yang telah hancur. Mudah-mudahan dapat berguna.

0 comments:

Post a Comment