Thursday, April 28, 2022

23 Jenis hewan langka di indonesia yang dilindungi karena terancam punah


 Hewan langka di Indonesia hampir musnah karena komunitas yang menyusut sampai pemburuan. Beberapa kementerian di Indonesia sampai beragam instansi internasional coba membuat perlindungan hewan-hewan epidemik Indonesia ini dari kemusnahan.

World Wild Fund (WWF) memeriksa daftar beberapa hewan langka Indonesia yang diproteksi oleh dunia internasional dengan status critically endangered, yakni hewan-hewan yang semakin rawan dengan kemusnahan. Yok, ketahui dan menjaga hewan langka berikut dan komunitasnya.

Jenis hewan langka di indonesia yang dilindungi karena terancam punah


1. Harimau Sumatera


Harimau Sumatera

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) sebagai satwa diproteksi yang komunitasnya di alam hampir musnah, pemerintahan sudah memutuskan peraturan dalam RPJM tahun 2015- 2019 terhitung tipe yang penting dipertingkat komunitasnya, ini searah dengan loyalitas global lewat 13 negara yang mempunyai Harimau yang di tahun 2010 di St. Pietersburg Rusia sudah setuju untuk bersama lakukan usaha tingkatkan komunitas satwa Harimau di alam.

Indonesia sebelumnya mempunyai 3 spesies Harimau, tetapi sekarang ini dua spesies Harimau sudah dipastikan musnah yakni Harimau Bali (tahun 1940 an) dan Harimau Jawa (tahun 1980an) dan sekarang ini tinggal Harimau Sumatera yang komunitasnya di alam sama sesuai pengkajian terkini diprediksi tinggal sekitaran 600 ekor.

Berdasar UU no lima tahun 1990, pelestarian sumber daya Hayati sebagai tanggung-jawab pemerintahan dan warga. PT Tidar Kerinci Agung (PT.TKA) sebagai elemen dari warga ikut serta lakukan usaha pelestarian dengan membuat Pusat Pemulihan Harimau Sumatera di Dharmasraya (PRHSD) sebagai usaha untuk merehabilitasi kembali Harimau Sumatera.

Harimau Sumatera "Leony" sebagai satwa sitaan dari warga yang dipercayakan ke Pusat Pengamanan Satwa ASTI di Bogor semenjak Februari 2010 dan sudah memiliki kemampuan hukum permanen.

"Leony" harimau Sumatera betina sekarang ini berusia sekitaran delapan tahun dengan berat sekitaran 70 kg belakangan ini sudah dipindah dari ASTI ke PRHSD untuk direhabilitasi saat sebelum dilepaskan ke komunitas alaminya.

Pengesahan PRHSD PT. TKA jadi sisi dari serangkaian aktivitas dalam peringatan Global TIGER DAY yang diperingati tiap tanggal 29 Juli, yang di tahun ini diperingati di 8 (delapan) kota di Pulau Sumatera dan 2 (dua) kota di Pulau Jawa. Perayaan ini untuk mengingati kita jika komunitas Harimau sekarang ini di alam telah turun dan terus memperoleh penekanan hingga perlu usaha dan support warga supaya tidak musnah.

Acara pengesahan PRHSD ini bersamaan dengan serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diputuskan oleh UNEP dengan topik "Connecting People with Nature, Bersatu dengan Alam ", dengan arah untuk menghidupkan warga dalam tingkatkan global dalam selamatkan Harimau.

2. Gajah Sumatera



Gajah sebagai ‘spesies payung' untuk komunitasnya dan sebagai wakil keberagaman hayati dalam ekosistem yang kompleks tempatnya hidup. Sekarang ini, ada dua spesies gajah di Indonesia, yaitu Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis). Berdasar instansi pelestarian internasional, IUCN (International Union for Conservation of Nature), ke-2 spesies gajah itu masuk ke status Krisis (Critically Endangered/CR).


Gajah Sumatera memiliki ukuran tinggi tubuh sekitaran 1,7 - 2,6 mtr.. Bila dibanding dengan Gajah Afrika, ukuran Gajah Sumatera lebih kecil. Gajah Sumatera masuk ke satwa diproteksi menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan ditata dalam ketentuan pemerintahan, yakni PP 7/1999 mengenai Pengawetaan Tipe Tumbuhan dan Satwa.

Berdasar pengkajian WWF-Indonesia, dalam range 25 tahun, Gajah Sumatera sudah kehilangan sekitaran 70% komunitasnya, dan komunitasnya berkurang sampai lebih dari setengah. Perkiraan komunitas tahun 2007 ialah di antara 2400 - 2800 pribadi, tetapi sekarang diprediksi sudah turun jauh dari angka itu karena komunitasnya terus berkurang dan pembunuhan yang tetap terjadi.

Khusus untuk di daerah Riau dalam seperempat era paling akhir ini perkiraan komunitas Gajah Sumatera, yang sudah lama jadi benteng komunitas gajah, turun sejumlah 84% sampai sisa sekitaran 210 ekor saja pada tahun 2007. Lebih dari 100 pribadi Gajah yang telah mati semenjak tahun 2004.

3. Badak Jawa



Komunitas Badak Jawa atau Badak Cula Satu (Rhinoceros sondaicus) semakin bertambah dengan kelahiran dua ekor anak Badak di Teritori pelestarian Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ialah tipe satwa sangat jarang yang masuk ke 25 spesies target utama pelestarian Pemerintahan Indonesia. IUCN masukkan spesies Badak Jawa ke status Critically Endangered (krisis) dan CITES mengategorikannya ke Appendix I.

4. Banteng



Hewan langka Indonesia seterusnya yakni banteng. Menurut BPS, di tahun 2017 jumlah banteng hanya ada 270 ekor. Mencuplik dari ksadae.menlhk.go.id, dijumpai jika banteng yang hidup di Indonesia ada dua tipe yakni Bos javanicus javanicus yang berada di Pulau Jawa dan Bos javanicus lowi di Kalimantan.

5. Owa jawa



Berdasarkan keterangan di indonesia.go.id, owa jawa sebagai primata dengan ciri-ciri tidak berbuntut dan lengannya lebih panjang dibanding badannya. Tangan owa selainnya panjang rupanya beroro kuat karena umumnya dipakai sandaran mengayun dan beralih dari 1 pohon ke pohon lain. Dari data yang dipunyai BPS, di tahun 2017 jumlah owa cuma 492 ekor.

6. Orang Utan


Orang Utan

Hewan langka seterusnya yakni orang utan. Mencuplik dari indonesia.trevel, orang utan epidemik Indonesia minimal ada tiga tipe yakni orang utan sumatera, orang utan kalimantan, dan orang utan tapanuli. Keunikan tertentu warna bulu-bulu coklat kemerahan dan orang utan dari Kalimantan mempunyai ciri-ciri muka besar dengan pelipis seperti bantal. Dalam pada itu, orang utan tapanuli sebagai spesies baru dan diketemukan di Ekosistem Tangkai Toru. Spesies ini hampir musnah dan keadaannya benar-benar memprihatinkan. Komunitas orang utan berdasar data BPS di tahun 2017 cuma da 1.890 ekor saja. Bahkan juga di tahun 2015 komunitasnya sempat ada di angka 143 ekor.

7. Bekantan



Merilis dari indonesia.go.id, bekantan sebagai primata dengan ciri-ciri hidung besar. Tinggi bekantan jantan capai 66 sampai 72 cm, dengan berat 16 - 23 kg. Dan bekantan betina mempunyai ptinggi 51 - 61 cm dan berat 7 - 11 kg. Komunitas bekantan di tahun 2017 berdasar data di BPS hanya ada 1.365 ekor saja.

8. Komodo



Komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia dan sekarang hampir musnah. Menurut ahli arkeologi, komodo telah ada semenjak jaman prasejarah. Diprediksi sekitaran 30 juta tahun kemarin.

Prediksi ini makin kuat sesudah ditemukan fosil hewan dengan formasi kerangka yang seperti badan sang kadal raksasa ini. Selainnya dikatakan sebagai kadal raksasa, komodo dikenal juga dengan kadal purba paling besar.

Komodo dapat mengalami perkembangan dan mempunyai panjang sampai 3 mtr. dan berat sampai 68 kg. Lantas apa bukti mengenai komodo yang memikat buat pelajar kenali? Yok baca

Bukti Komodo ialah Hewan Ciri khas yang Berada di Negara Indonesia:

1. Kadal Paling besar di Dunia


Komodo ialah kadal paling besar dan paling tinggi di dunia. Mempunyai nama latin Varanus komodoenesis, bila disaksikan dari fisiknya untuk komodo jantang punyai berat yang semakin besar dibanding dengan komodo betina.

Karena tubuhnya yang besar, komodo mempunyai gerakan yang lamban yaitu sekitaran 8-10 km /jam. Namun pada keadaan terancam atau takut, mereka bisa lari sampai kecepatan 18 km /jam.

2. Asal Komodo


Dikutip dalam buku "Tutorial Riwayat Ekologi Taman Nasional Komodo" oleh Arnaz Mehta Erdmann, salah satunya teori menjelaskan komodo datang dari Asia atau Australia.

Hewan namanya latin Varanus komodoenesis ini lakukan migrasi dari Australia ke Kepulauan Timur Indonesia dan datang di Pulau Flores 900.000 tahun lalu.

Riset yang diedarkan dalam jurnal PLOS One tahun 2009, Komodo musnah dari Australia sekitaran 50.000 tahun kemarin. Proses migrasi ini diperhitungkan terjadi saat tinggi air laut lebih rendah 85 mtr. dibanding dengan keadaan di era ke-21. Hingga komodo dapat gampang lakukan migrasi dari Flores ke beberapa pulau sekelilingnya.

Di Indonesia, komunitas komodo banyak dijumpai di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan sejumlah kecil pada bagian utara dan barat Flores.

Diambil dari jurnal dengan judul Pengkajian Ekologi dan Status Kehadiran Komodo di Pulau Padar Taman Nasional Komodo kreasi Abdul Haris Mustari, dkk. komodo di Pulau Padar tidak diketemukan kembali diperhitungkan karena permasalahan ekologi seperti berkurangnya kualitas dan jumlah makanan, air, dan satwa yang lain berkaitan dengan kehidupan komodo.

3. Komodo Betina Bisa Berkembangbiak Tanpa Kawin

Tahun 2006, periset mengonfirmasi jika komodo ialah hewan ciri khas yang berada di negara Indonesia ini untuk betina bisa mereproduksi secara aseksual lewat proses yang disebutkan partenogenesis. Bila tidak ada jantan, komodo betina bisa bertelur.

Riset itu dilaksanakan pada dua kebun binatang di London yang menjaga komodo betina tanpa pasangan. Beberapa telur dari cengkramannya memperjelas jika tidak ada jantan yang berperan pada pembuahan.

4. Indera Penciuman Kuat

Komodo dikenali mempunyai indera penciuman yang kuat. Komodo dijumpai bisa membau sampai jarak 5-11 km. Mereka lebih memercayakan indera pembau daripada pandangan walau mereka mempunyai pandangan yang bagus.

Saat sedang membau, komodo akan menjulurkan lidahnya. Waktu itu, mereka sedang tangkap partikel zat kimia dari tanah dan udara.

5. Komodo Suka Bermain

Walau kemunculannya kelihatan buas dan menakutkan. Namun komodo sukai bermain. Pribadi yang berbahagia sudah dilihat bermain dengan sekop dan sepatu. Langkah pribadi berhubungan dengan object bisa dibuktikan tanpa invasi atau motivasi untuk makan dan bisa dipandang seperti bermain.

9. Jalak Bali Indonesia.



Jalak bali sebagai hewan epidemik. Komunitas satwa ini pada 2017 cuma sisa 39 ekor saja. Keunikan dari satwa ini bertubuh warna putih dengan ujung ekor dan sayap warna hitam.

10. Maleo



Maleo atau Macrocephalon maleo sebagai hewan epidemik Sulawesi. Burung ini mempunyai komunitas di teritori pantai berpasir panas atau pegunungan yang mempunyai sumber air panas. Komunitas maleo yang terdaftar di BPS di tahun 2017 hanya ada 1.204 ekor. Indonesia.go.id, mengatakan perampokan telur burung ini membuat kelestarian komunitasnya terancam.

11. Babi Rusa


Babi Rusa

Hewan langka seterusnya yakni babi rusa. Komunitas hewan ini alami peningkatkan meskipun masih juga dalam kelompok sedikit. Di tahun 2015 komunitasnya cuma 29 ekor. Dan di tahun 2016 komunitasnya naik jadi 68 ekor. Dan tahun 2017, komunitasnya bertambah sampai 616 ekor.

12. Anoa



Komunitas anoa berdasar data BPS hanya ada 417 pada tahun 2017. Berdasarkan keterangan di e-Jurnal Partner Sians 3(2), aspek terpenting yang mengakibatkan satwa ini jadi sangat jarang karena kerusakan komunitas. Pendayagunaan rimba yang bertambah, pernangkatan, sampai pemburuan liar membuat komunitas anoa terus alami pengurangan.

13. Elang



Elang jadi hewan langka seterusnya. Burung yang ini populer sebagai maskot banyak daerah. Macamnya cukup bermacam. Berdasarkan keterangan di indonesia.go.id, elang flores jadi tipe elang yang alami kelangkaan. Hewan epidemik ini mempunyai ukuran badan 71 sampai 82 cm. Komunitasnya menyebar di Flores yang mencakup Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca, dan Flores.

14. Tarsius



Tarsius atau tarsius kerdil sebagai hewan epidemik Sulawesi tengah. Badannya kecil dengan berat tubuh cuma sekitaran 50 gr. Hewan ini mempunyai bulu-bulu halus dengan warna abu atau cokelat gelap. Komunitas tarisus berdasar data di BPS di tahun 2017 hanya ada 82 ekor saja.

15. Monyet Hitam Sulawesi

Monyet Hitam Sulawesi

Hewan langka yang diproteksi di Indonesia selanjutnya yakni monyet hitam sulawesi. Dari data BPS, komunitas monyet hitam ini hanya ada 63 ekor saja di tahun 2017. Berdasarkan keterangan di Jurnal Realtech 15(1), kelangkaan komunitas monyet hitam ini karena jumlahnya pemburuan liar dan dimakan warga sekitaran.

16. Kura-kura Leher Ular



Kura-kura Leher Ular sebagai salah satunya spesies yang masuk ke kelompok hewan yang diproteksi di IUCN, dia datang dari Pulau Rote NTT. Kura-kura Leher Ular masuk ke kelompok satwa epidemik, dan juga masuk ke kelompok 25 spesies kura-kura paling hampir musnah di dunia.

Komunitas alami Kura-kura Leher Ular ialah Danau Peto, yang tidak diketemukan kembali sampai sekarang ini, ini karena eksplorasi yang sudah dilakukan terlalu berlebih dan pindah peranan pada tempat pertanian. Keunikan kura-kura ini sendiri ada pada leher panjangnya yang seperti ular, sangking panjangnya bahkan juga tidak bisa dimasukkan ke tempurung, perihal ini pula yang mengakibatkan semakin sangat jarang karena ketakmampuannya membuat perlindungan diri daripada predator.

17. Elang Flores


Elang Flores

Elang Flores sebagai elang yang hanya ada di Tanah air, mempunyai nama latin Nisaetus flores ini mempunyai ukuran fisik yang besar sampai 71-82 cm.. Elang yang cuma dapat diketemukan di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur, dimulai dari Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca dan Flores masuk ke daftar hewan yang hampir musnah di Indonesia. Komunitasnya elang flores ada di teritori rimba dengan daratan rendah atau ketinggian sekitaran 1.000 mdpl yakni teritori Rimba Mbeliling dan Taman Nasional Kelimutu.

Sayang kehadiran elang flores semakin sangat jarang karena tingginya tingkat pemburuan. Data Tubuh Pelestarian Dunia IUCN sendiri memutuskannya jumlah komunitasnya masuk ke kelompok Krisis karena cuma sisa 100 sampai 240 pribadi dewasa saja. Dalam pada itu, dari data 2019 oleh Pemerintahan Wilayah Kabupaten Ende yang dikatakan Bupati Marsel Petu mengatakan komunitas Elang Flores di teritori Taman Nasional Kelimutu semakin terancam, sampai sekarang ini cuma sisa 10 ekor elang flores saja.

Elang Flores sebagai spesies yang paling kece, begitupula dengan beragam tipe fauna yang lain yang bisa kamu kenali di Seri The Wonders Of Nature: Hewan Kece Di Angkasa.

18. Dugong


Dugong

Hewan terlangka di Indonesia setelah itu Dugong. Dugong sebagai mamalia laut yang hidup indo pasifik, dan bisa ditemui disekitaran perairan samping utara Australia, bisa diketemukan di sejauh Samudra Hindia dan Pasifik. Dugong sebagai famili dekat dari gajah dalam jumlah yang semakin turun tiap tahunnya. Dia Dugong sebagai salah satunya Sirenia atau sapi laut yang bertahan hidup selainnya manatee dan sanggup capai umur 70 tahun,

Memiliki ukuran besar dengan Panjang badannya capai 3 mtr. dan berat 450 kg, Duyung atau dugong ialah salah satu mamalia laut herbivora, dia selanjutnya ikut menyamakan ekosistem lamun. Dugong. Bisa meredam napas sepanjang 12 menit saat cari makan, dan berenang. Sampai sekarang ini binatang ini masih sering dicari dan dimakan dagingnya walau sudah diproteksi oleh UU Pemerintahan Indonesia salah satunya Ketentuan no. tujuh tahun 1999 mengenai Pengawetan Tipe Tumbuhan dan Satwa dan UU Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian SDA Hayati, Dugong sendiri masuk ke kelompok biota perairan yang diproteksi.

19. Burung Merak



Hewan indonesia yang cukup sangat jarang setelah itu Burung Merak. Merak sebagai spesies burung yang terhitung dalam genus pavo dan afropavo dan terhitung kerabata ayam rimba datang dari dataran Asia seperti India, Pakistan Nepal Indonesia Myanmar, Burma, dan Afrika tengah. Terutamanya di Indonesia, Burung Merak bisa diketemukan di wilayah jawa sisi timur. Komunitasnya ada pada tempat tropis dan alam liar seperti rimba yang daratan rendah dan dekat sama sumber air yang mengucur.

Burung merak sendiri semakin banyak hidup di darat meskipun masih tetap mempunyai kekuatan untuk terbang pada kondisi tertentu.Mempunyai karakter warna yang ceria dan ekornya yang besar dan bisa diperkembangkan untuk mengundang perhatian musuh macamnya saat musim kawin datang. Selainnya sebagai lambang dari keelokan, bulu-bulunya mempunyai peranan sebagai pertahanan diri dari gempuran musuh.

Siang hari burung merak ini hidup di dataran secara bebas atau bergerombol. Saat malam harinya burung merak selanjutnya akan tertidur di tempat pohon-pohonan. Burung Merak sendiri hidup secara nomaden atau selalu beralih-pindah secara periodik. Sayang kehadiran burung merak mulai musnah kehadirannya, umumnya disebabkan karena pemburuan untuk diambil bulu-bulunya dan diperjualbelikan berbentuk bahan dekor dan kebakaran rimba.

20. Ikan Arwana Merah


Ikan Arwana Merah

Ikan arwana terdiri jadi beberapa macam tergantung pada berwarna misalkan pada Arwana silver yang dari Negara Brazil, Arwana hijau (Kalimantan Barat), dan arwana emas (Sumatera dan Malaysia), arwana merah sendiri terasa dari Kapuas Hilir, Indonesia dan menyebar di wilayah Kalimantan Barat seperti pada Sungai Kapuas dan Danau Sentarum.

Hewan ini sekarang sudah dipastikan sebagai hewan langka dan diproteksi oleh Surat Keputusan Bupati kapuas Hilir Nomor 6 Tahun 2001, yang mengatakan Danau Lindung Empangau Kalimantan Barat diputuskan sebagai danau lindung. Karena kelangkaannya disebabkan karena penangkapan liar warga. Disamping itu perairan yang terkontaminasi membuat arwana ini susah untuk tetap bertahan hidup. Selainnya Hukum tradisi diterapkan yang membuat cuma bisa diambil bila ukuran kurang dari 5cm.

21. Kucing Merah Kalimantan



Kucing Merah sebagai hewan epidemis asli Pulau Kalimantan dan menyebar kehadirannya dari daratan rendah, rimba rawa, sampai bukit-bukit. Kucing ini terhitung ke salah Hewan langka dan terancam kehadirannya semenjak tahun 2002 lalu. Mempunyai nama latin Catopuma badia kucing merah Kalimantan ini dikenal juga sebagai Kucing Borneo.

Jumlah komunitas di komunitas aslinya diprediksi cuma sisa sekitar 2.500 ekor saja karena rusaknya komunitas, bahkan juga di sejumlah tahun akhir kucing merah ini alami pengurangan komunitas sekitar 20%. Untuk ciri-ciri fisiknya, kucing merah mempunyai warna coklat kemerahan sama ukuran badan yang lebih kecil dibandingkan ukuran kucing secara umum, tetapi di tempat ekor dan badannya lebih Panjang, kepalanya juga lebih kecil dengan wujud telinga yang bundar.

22. Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih

Burung Cendrawasih dengan komunitas asli di daratan rendah ini sebagai burung sebagai maskot Pulau Papua. Terdiri jadi 41 spesies, dan menyebar di Papua Barat sekitar 38 spesiesnya, di pulau torres sampai ke Australia sisi timur. Tipe Cendrawasih yang paling dikenali salah satunya Cendrawasih Kuning Besar atau Cendrawasih Paradise Apoda.

Burung cendrawasih sendiri mempunyai ukuran yang bermacam bergantung tipe spesiesnya yang terdiri jadi spesies King Bird of Paradise (15 cm ukuran) sampai spesies Black Sicklebill (110 cm atau 1 mtr. ukuran). Karakter khusus burung cendrawasih berada pada warna bulu-bulunya yang memikat perhatian seperti merah, hijau, dan biru, berdasar nama ini juga pemberian nama burung ini misalkan pada cendrawasih kuning yang lebih menguasai pada warna kuningnya, cendrawasih merah yang menguasai warna merahnya, cendrawasing hijau dan biru juga begitu.

Burung Cendrawasih dipanggil bird of paradise di eropa atau burung dari surga. Sayang karena keelokannya ini burung cendrawasih jadi burung yang banyak dicari dan semakin sangat jarang kehadirannya. Cendrawasih sekarang jadi satu satwa yang diproteksi pemerintahan lewat UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.

23. Macan Tutul Jawa



Macan Tutul Jawa ialah hewan yang dipastikan sangat jarang dan hampir musnah dan terhitung dalam red daftar di IUCN. Macan Tutul Jawa diproteksi berdasar UU 134 Tahun 1931 mengenai Pelindungan Binatang Liar. Macan tutul jawa sebagai spesies macan tutul yang mempunyai ukuran paling kecil dengan pandangan yang paling tajam.

Macan tipe ini ialah hewan epidemis yang cuma dapat diketemukan di Pulau Jawa sebagai komunitas intinya. Sekarang macan tutul jawa sudah diproteksi oleh pemerintahan Indonesia dan bisa diketemukan di Taman Nasional Gunung Besar Pangrango, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, sampai Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur). Kelangkaan macan tutul sendiri disebabkan oleh pemburuan dan komunitasnya yang semakin hancur karena penebangan dan perluasan tempat.


0 comments:

Post a Comment