Owa Jawa atau Hylobates moloch ialah semacam primata anggota suku Hylobatidae dengan angka populasi di antara seribu sampai dua ribu ekor saja. Owa Jawa ialah tipe kera atau primata dari spesies ‘owa' yang paling langka di dunia dan menyebar hanya terbatas di Jawa sisi barat.
Salah satunya ciri-ciri pengenalan dari Owa Jawa ialah badan primata yang tidak berbuntut dan berlengan relatif panjang dibanding dengan panjang badannya sendiri. Tangan yang panjang dan berotot kuat ini tentu saja dipakai sebagai sandaran untuk mengayun dan beralih dari dahan pohon tinggi yang satu ke pohon tinggi selanjutnya.
Badan Owa Jawa warna keabu-abuan dengan segi atas kepala lebih gelap dan muka warna kehitaman. Berikut beberapa keunikan dari Owa Jawa yang harus dipahami karena tidak seluruhnya orang sudah pernah menyaksikan primata yang langka ini.
Habitat Owa Jawa
Habitat Owa Jawa menyebar di hutan-hutan yang masih ada di Jawa. Habitat besar mereka menyebar di Taman Nasional Ujung Kulon, wilayah Gunung Halimun dan Gunung Salak, dan Taman Nasional Besar Pangrango. Badannya warna keabu-abuan dengan segi kepala lebih gelap dan muka warna kehitaman.
Owa Jawa hidup di atas dahan-dahan tinggi pohon-pohonan. Mereka hidup bergerombol dan bergerak telusuri kanopi rimba dengan berayun dan memanjat dari 1 pohon ke pohon lainnya. Pada pagi hari dan siang hari, Owa Jawa akan keluarkan suaranya untuk mengumandangkan wilayah teritorinya. Untuk tetap bertahan hidup, mereka makan buah-buahan, daun, dan bunga-bunga yang tumbuh di habitat mereka.
Setia Sama Pasangan
Owa Jawa sebagai hewan yang dikenali setia dengan 1 pasangan sepanjang umur mereka. Maka dari itu, mereka dikenali benar-benar selective saat menentukan pasangan hidup.
Umumnya sekeluarga pokok Owa Jawa Terbagi dalam pasangan jantan dan betina dan satu sampai 2 orang anak. Owa betina akan melahirkan tiap 3 tahun sekali dengan periode memiliki kandungan sepanjang 7 bulan. Sesudah lahir, si anak akan disusui sepanjang delapan belas bulan lama waktunya.
Si anak akan tinggal dengan orang tuanya sampai berumur 8 tahun. Kemudian baru ia akan pisahkan diri untuk cari pasangannya sendiri.
Rutinitas Owa Jawa
Owa Jawa hidup bergerombol dengan jumlah kecil seperti keluarga pokok yang terbagi dalam pasangan jantan dan betina dan dengan 1 atau dua anaknya yang kecil. Harus dipahami jika ciri-ciri khusus dari Owa Jawa dewasa ialah kesetiaan dari pasangan jantan dan betinanya. Pasangan Owa Jawa ialah pasangan monogami di mana sang jantan akan setia dengan pasangan betinanya.
Owa betina akan melahirkan tiap 3 tahun sekali dengan periode memiliki kandungan sepanjang 7 bulan. Bayi Owa Jawa akan disusui oleh sang betina sepanjang sekitaran delapan belas bulan lama waktunya dan akan tinggal di dalam lingkungan keluarga kecil ini sampai dewasa sampai sekitaran usia 8 tahun, baru selanjutnya akan pisahkan diri untuk cari pasangannya sendiri. Pikirkan bila terjadi pemburuan liar pada barisan Owa Jawa dan pisahkan salah satunya dari hewan ini dari lingkungannya.
Kera ini terhitung hewan diurnal dan arboreal yang maknanya hidup di atas dahan-dahan tinggi pohon-pohonan dan pemakan buah-buahan, daun, dan bunga-bungaan disekelilingnya. Barisan untuk barisan dari Owa Jawa bergerak telusuri kanopi rimba dengan berayun dan memanjat dari 1 pohon ke pohon yang lain dengan ayunan tangan yang gesit dan dinamis.
Barisan Owa Jawa ialah hewan teritorial yang hendak menjaga wilayahnya dari barisan lain. Pada pagi hari dan siang hari, Owa betina akan keluarkan suaranya untuk mengumandangkan wilayah teritorinya. Dari suara kuat yang bersahut-sahutan ini, kita bisa ketahui jumlah barisan Owa yang ada dan seterusnya berapakah jumlah pribadinya juga.
Salah satunya kekhasan dari primata epidemik asal dari Indonesia ini ialah kesetiaannya pada pasangan hidup. Owa Jawa sebagai satwa yang paling selective saat menentukan pasangan hidup dan terhitung satwa yang monogamik, ia akan mempunyai pasangan yang diputuskannya untuk sepanjang umurnya.
Demikian setianya karena itu jika pasangannya mati, karena itu owa yang ditinggalkan mati itu tidak cari pasangan lain dan akan hidup menyendiri sampai akhir hayatnya. Karakter ini juga memengaruhi kehidupan keluarga pasangan owa pada sebuah ikatan keluarga yang erat.
Beberapa kasus pemburuan ilegal di mana induk owa dibunuh untuk diambil bayinya mengakibatkan si bayi juga tidak hidup lama tanpa kehadiran induknya. Mereka bisa menjadi benar-benar depresi kehilangan induk dan pada akhirnya mati juga. Sementara keluarga yang ditinggal karena satu diantaranya terbunuh akan jadi depresi, sakit-sakitan, lalu akan mati pada akhirannya.
Periode kelahiran yang lama, dan karakter monogami dari hewan ini, dan karakter teritorial dari barisan keluarga Owa Jawa, jadikan pelestarian primata ini benar-benar sulit untuk digerakkan. Dan, tidaklah aneh karena ada pemburuan liar, hewan ini menjadi satu diantara yang paling dilindungi karena banyaknya yang makin berkurang.
Terancam Punah
Di habitat aslinya, Owa Jawa hampir musnah. Apa lagi, periode kelahirannya lumayan lama dan beberapa kasus pemburuan ilegal ramai dilaksanakan.
Walau sebenarnya selainnya dapat memberikan ancaman populasi Owa Jawa di rimba, pemburuan itu akan berpengaruh pada keadaan psikis Owa Jawa. Bayi Owa Jawa yang diambil itu mengakibatkan ia akan depresi kehilangan induknya dan pada akhirnya mati. Sementara keluarga yang ditinggal karena anggotanya terbunuh bisa menjadi stress, sakit-sakitan, dan mati.
Apa lagi jika pasangannya mati, satu ekor Owa Jawa tidak cari pasangan lain dan hidup menyendiri sampai akhir hayatnya.
Pemicu Owa Jawa Langka Dan Nyaris Musnah
Owa jawa (Hylobates moloch) sebagai salah satunya satwa langka dan dilindungi. Keberlangsungan hidup di habitat alaminya makin terancam. Hal itu terjadi salah satunya karena pemburuan, perawatan, dan imbas masalah sampai penghancuran habitat alami. "Owa jawa ini satwa dilindungi dengan status pelestariannya hampir musnah dan jumlah di habitat alaminya cukup krisis," kata Kepala Balai Besar Pelestarian Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat
Pelindungan dengan Pelestarian
Sebagai salah satunya hewan asli dari Pulau Jawa dan hampir musnah karena itu Owa Jawa harus dilindungi dengan pelestarian. Habitat asli Owa Jawa paling besar ada di Taman Nasional Ujung Kulon, wilayah Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Taman Nasional Gunung Besar Pangrango.
Untuk jaga populasi Owa Jawa di beberapa daerah ini, polisi rimba lakukan patroli di taman-taman nasional dan lakukan publikasi ke warga mengenai keutamaan jaga rimba karena pada tempat berikut habitat Owa Jawa ada. Kerusakan rimba dengan buka tempat akan mengubah ekosistem di wilayah sekitaran dan mengusik habitat hidup Owa Jawa dan satwa-satwa lain.
Karena itu beberapa hal tertera di atas harus dijauhi dengan payung hukum yang berjalan. Owa Jawa jadi satwa yang dilindungi menurut Ketentuan Menteri Lingkungan Hidup no. P92 tahun 2018 mengenai peralihan Ketentuan Menteri Lingkungan Hidup no. P20 taun 2018 mengenai Pelindungan Tumbuhan dan Satwa Liar. Karena itu Ora Jawa masuk ke daftar merah IUCN dengan status vulnerable atau hampir musnah.
Salah satunya pelindungan pada Owa Jawa dengan memantau komunitasnya dan menanami beberapa jenis tanaman asli untuk sumber pakan dari Owa Jawa tersebut. Siapakah yang tidak mau primata yang setia ini masih tetap isi hutan-hutan di Taman Nasional Jawa Barat?
Bagaimana juga Owa Jawa harus dilindungi dan diperkembangbiakkan lebih kembali karena mereka ialah hewan asli dari Pulau Jawa. Kita pasti tidak mau menyaksikan mereka musnah karena ketidakpekaan kita pada pelindungan satwa setia ini.
0 comments:
Post a Comment