Saturday, May 7, 2022

13 Fakta Owa Jawa, Primata Asli dari Pulau Jawa Yang Setia Dengan Pasanganya Sampai Akhir Hayat


Fakta Owa Jawa
, Walau primata ini sudah dalam pelindungan hukum Indonesia semenjak tahun 1925, kenyataannya populasi Hylobates Moloch ataupun lebih dikenali bernama Owa Jawa terus alami penurunan, bahkan juga telah masuk daftar spesies yang terancam punah. Pemicunya, habitat Owa Jawa yang hancur. Walau sebenarnya kehadiran Owa Jawa malah memberikan keuntungan, karena sebetulnya mereka turut berperanan dalam menebarkan benih beragam pohon di rimba, dalam kata lain turut melestarikan rimba.


Karena kurangnya pelindungan dan perawatan rimba sebagai rumah Owa Jawa, selanjutnya manusia-manusia tidak bertanggungjawab ambil peluang dengan mengincar dan tangkap bayi Owa Jawa untuk diperjualbelikan ilegal sebagai piaraan.


Dibalik kelucuannya, penting untuk mengenali lebih dekat Owa Jawa, supaya kita bisa memberikan dukungan penuh tugas dari beberapa pelestarian Owa Jawa yang aktif sekarang ini berusaha jaga kehidupan primata tidak berbuntut ini melalui pemulihan dan pelepasan liar kembali. Baca bukti-buktinya berikut ini.


1. Punyai banyak nama panggilan, satu diantaranya wau-wau


Fakta Owa Jawa

Fakta Owa Jawa yang pertama Owa bernama latin Hylobates moloch ini dapat disebutkan dengan panggilan wau-wau, owa kelabu, keuweung, javan gibbon, silvery gibbon, silvery javan gibbon, dan moloch gibbon. Menurut riset dari Permana, dkk., nama Keuweung sendiri sebagai panggilan untuk owa jawa dari warga sunda lokal sekitaran Taman Nasional Ujung Kulon. Panggilan itu bermula dari sepasang anak-anak yang dibuang ke rimba (yang dengan bahasa sunda disebutkan leuweung) oleh paman mereka. Kalian bisa juga baca cerita secara lengkap di Instagram


2. Telah terancam punah semenjak 2008



Owa JAWA ini telah dengan status terancam punah (endangered) semenjak tahun 2008 berdasar IUCN atau dengan bahasa indonesia dapat disimpulkan jadi Uni Internasional untuk Pelestarian Alam. Status terancam punah ini bisa disimpulkan jika owa jawa berpotensi untuk punah di masa datang, bersedih sekali ya.


3. Mempunyai dua subspesies



Fakta Owa Jawa  yang ke tiga Walau cuma dikenal dari 1 pulau yakni jawa, primata dari kerabat Hylobatidae ini mempunyai dua subspesies, loh! Subspesies ini ditetapkan dari wilayah sebarannya, yakni Hylobates moloch Moloch untuk owa jawa yang menyebar pada bagian barat (Jawa Barat), dan Hylobates moloch pongoalsoni, yakni owa yang menyebar di sisi tengah (Jawa tengah). Ketidaksamaan ke-2 nya bisa kelihatan pada warna rambut dominannya, H. moloch moloch warna lebih gelap dibandingkan H. moloch pongoalsoni.


4. Tidak diketemukan di pulau Jawa sisi timur



Walau namanya owa jawa, primata ini tidak bisa diketemukan di semua pulau jawa loh! Kenyataannya, penebaran owa ini benar-benar terbatas, yakni cuma di Jawa Barat dan Jawa tengah. H. m. moloch menempati kawasan-kawasan pelestarian di Jawa Barat seperti Gunung Halimun sampai Banten, seperti TN Ujung Kulon. H. m. pongoalsoni bisa dijumpai disekitaran Gunung Slamet sampai ke Pegunungan Dieng.


5. Mempunyai rambut abu muda di wajah yang terlihat seperti alis



Fakta Owa Jawa
yang ke lima, Owa jawa dapat dikenal dengan rambut lebat dan panjang warna abu abu keperakan yang tutupi semua badannya. Ciri-ciri khusus yang dipunyainya ialah ada rambut warna abu jelas yang melingkari muka sampai dagu, dan rambut yang tumbuh di bagian atas kepala (mahkota) warna abu-abu gelap atau hitam. Dia tidak mempunyai ekor, tetapi mempunyai tungkai dan lengan yang panjangnya sekitaran 2x panjang tangkai badannya.


6. Dapat tidur sekalian duduk



Owa mempunyai bantalan berdaging tanpa saraf yang menempel pada tulang pinggul (ischial callosities), nach bantalan berikut yang memungkinkannya mereka untuk tidur dengan sikap duduk. Nikmat sekali ya tentu mempunyai bantalan duduk alami, dapat tidur dimana saja.


7. Komunitasnya ada di rimba Jawa Barat dan Jawa tengah



Menurut New England Primate Conservancy (NEPC), sebuah organisasi non keuntungan di Massachusetts, United States, populasi Owa Jawa sekarang ini cuma capai sekitaran 4100 s/d 4500 Owa Jawa. Itu sama dengan 900 keluarga yang terbagi dalam ayah, ibu dan tiga anak. Mereka menyebar cuma di Jawa Barat dan Jawa tengah.


Bila pernah mengeksploitasi rimba hujan di pegunungan, seperti pada Gunung Besar Pangrango, Gunung Slamet, Gunung Halimun, Gunung Prau, dan Taman Nasional Ujung Kulon, kemungkinan untung bila kita dapat berjumpa hewan Owa Jawa. Masalahnya mereka memang suka tinggal di tempat daratan rendah. Dalam kata lain, Owa Jawa suka dengan temperatur yang lembap dan lokasi yang kurang sinar matahari.


8. Makanan Owa Jawa



Owa Jawa paling sukai ambil makanan dari pohon sejenis pohon ara, satu diantaranya pohon buah Rao. Bukan hanya buah matangnya saja lho, sisi seperti buah mentah, daun muda, tangkai dan serangga yang berada di pohon buah Rao, akan disantap Owa Jawa. Karena mereka juga perlu konsumsi karbohidrat, protein, air, gula, serat dan lemak seperti kita.


9. Geraknya gesit dan kuat



Gerak Owa Jawa saat beralih dari 1 tangkai ke tangkai yang lain terhitung cepat. Nyaris sama dengan kecepatan manusia lari yakni 56 km/ jam. Yang buat lebih takjub, sekali melonjak Owa Jawa dapat capai 15 mtr.. Kehebatannya didapat karena Owa Jawa mempunyai lengan yang panjang dan kuat. Pundak dan pergelangan tangannya fleksibel berputar-putar saat tergantung pada pohon atau tali.


10. Setia dan sama-sama tergantung keduanya



Salah satunya argumen kenapa Owa Jawa jadi hewan yang terancam punah ialah karena Owa Jawa setia cuma pada satu pasangan sepanjang umurnya, alias punyai karakter monogami. Jika ada satu saja bagian keluarga Owa Jawa yang diambil paksakan, dijauhkan dari keluarganya, atau mati, karena itu anggota lainnya dapat depresi, bahkan juga sampai mengakibatkan kematian. Ini yang mengakibatkan susahnya populasi Owa Jawa bertambah secara mencolok.


11. Populasi Owa Jawa yang susah dipertingkat



Karakter monogami yang dipunyai Owa Jawa, kemungkinan untuk beberapa orang dipandang kece dan unik. Sayang, di lain sisi karakter itu malah bikin rugi ekosistem. Karena sekali saja mereka alami trauma karena kehilangan pasangan atau bagian keluarga, karena itu benar-benar susah untuk Owa Jawa untuk move on. Bahkan juga bila harus dijodohkan dalam pemulihan, periode waktunya dapat benar-benar lama. Ada satu bayi Owa Jawa lahir proses dari perjodohan saat pemulihan saja, sangat disyukuri beberapa sukarelawan dan pencinta Owa Jawa yang bekerja di Pelestarian Owa Jawa.


12. Berbicara dengan memakai nyanyian dan gerakan badan



Untuk dapat sampaikan hati mereka ke Owa Jawa lainnya, primata satu ini memakai suara uniknya yang keras seakan-akan sekalian menyanyi. Kadang-kadang Owa Jawa lakukan gerakan badan dan ekspresikan mukanya. Pergerakan yang terkesan 'kasar' seperti menggerakkan, memukul, menarik sampai menggigit secara perlahan kerap digunakan jika gerakan badan sudah tidak cukup kembali.


Umumnya, komunikasi yang dikatakan Owa Jawa terkait dengan batasan daerah, cari 'perhatian' pasangan atau sebagai pernyataan jika Owa Jawa yang ini sudah mempunyai pasangan.


13. Waktu reproduksi Owa Jawa



Fakta Owa Jawa yang ke tiga belas, Untuk manusia, umur sembilan tahun masih waktunya bermain dan belajar. Tetapi untuk Owa Jawa, usia begitu mereka telah sanggup untuk mempunyai bayi.


Saat yang diperlukan Owa Jawa Betina saat hamil ialah 7 bulan. Berbeda 2 bulan dengan manusia nih. Dan untuk berat tubuh lahir juga, angkanya berbeda jauh sama kita. Owa Jawa umumnya melahirkan bayi sekitaran 376 gr. Benar-benar enteng ya?


Tetapi sekalipun bayi Owa Jawa wafat saat bayi, karena itu perlu waktu 12 sampai 16 bulan untuk dapat hamil kembali.


Telah semakin jatuh hati sama Owa Jawa? Mudah-mudahan semakin bertambah yang sadar dan perduli dengan Owa Jawa, jika mereka primata asli Indonesia yang kehadirannya harus dijaga dan dilestarikan.

0 comments:

Post a Comment