Tuesday, April 26, 2022

Mengenal lebih dekat dengan orang utan sumatera (Pongo abelii), Yang Habitatnya menghilang dengan sangat cepat

 


Orang utan Sumatera (Pongo abelii) ialah tipe orangutan asli Indonesia yang paling terancam antara dua spesies orangutan yang berada di Indonesia. Orangutan Sumatera memiliki ketidaksamaan dalam soal fisik atau sikap dibanding dengan 'saudaranya' di Borneo. Spesies yang sekarang ini cuma dapat diketemukan di provinsi-provinsi sisi utara dan tengah Sumatera ini kehilangan komunitas alaminya secara cepat karena pembukaan rimba untuk perkebunan dan permukiman dan pembalakan liar.

Sekarang ini ada 13 kantong komunitas orangutan di Pulau Sumatera. Dari jumlahnya itu, peluang cuma tiga kantong komunitas yang mempunyai sekitaran 500 pribadi dan tujuh kantong komunitas terbagi dalam 250 lebih pribadi. Enam dari 7 komunitas itu diprediksi akan kehilangan 10-15% komunitas mereka karena penebangan rimba hingga komunitas ini akan menyusut secara cepat.

Menurut IUCN, sepanjang 75 tahun akhir, komunitas orangutan sumatera sudah alami pengurangan sekitar 80%. Dalam IUCN Red Daftar, Orangutan Sumatera digolongkan Krisis (Critically Endangered).

Beberapa ciri fisik:



  1. Orang utan Sumatera (Pongo abelii) memiliki kantung pipi yang panjang pada orangutan jantan.
  2. Panjang badannya sekitaran 1,25 mtr. sampai 1,5 mtr..
  3. Berat orangutan dewasa betina sekitaran 30-50 kg, dan yang jantan sekitaran 50-90 kg. Bulu-bulunya warna coklat kemerahan.
  4. Jantan dewasa biasanya penyendiri sementara beberapa betina kerap ditemui bersama anaknya di rimba. Rerata tiap barisan terbagi dalam 1-2 orangutan dan ke-2 tipe kelamin memiliki daya jelajahi sekitaran 2-10 km yang banyak bertumpang tindih bergantung pada tersedianya buah di rimba. Sesudah disapih pada usia 3,lima tahun, anak orangutan akan perlahan-lahan mandiri dari induknya sesudah kelahiran anak yang lebih kecil. Orangutan Sumatera betina mulai berproduksi pada umur 10-11 tahun, dengan rerata umur reproduksi sekitaran 15 tahun.


Sekitaran 60% makanan orang utan ialah buah-buahan seperti durian, nangka, leci, mangga dan buah ara, sementara bekasnya ialah puncak daun muda, serangga, tanah, kulit pohon dan terkadang telur dan vertebrata kecil. Mereka bukan hanya memperoleh air dari buah-buahan tapi juga dari beberapa lubang pohon. Orangutan Sumatera dijumpai memakai potongan ranting untuk ambil biji buah. Ini memperlihatkan tingkat intelegensi yang tinggi pada orangutan Sumatera.

Sekarang ini sebagian besar orang utan sumatera cuma diketemukan di Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batasan paling selatan sebarannya. Komunitas orangutan paling besar di Sumatera ditemui di Leuser Barat (2.508 pribadi) dan Leuser Timur (1.052 individu), dan Rawa Singkil (1.500 pribadi). Komunitas yang lain diprediksi prospektif untuk tetap bertahan dalam periode panjang ada di Tangkai Toru. Diprediksi jumlah keseluruhan komunitas orangutan sumatera sekarang tinggal 6000 ekor.

Berkurangnya komunitas orangutan di alam karena rusaknya rimba daratan rendah sebagai komunitas khusus orangutan dan pemburuan liar untuk diperjualbelikan. Morfologi orangutan yang serupa sekali dengan manusia dan kelihatan lucu saat masih kecil, membuat orangutan menjadi satu diantara favorite primata yang diperjualbelikan secara ilegal.

Orang utan ialah satwa diproteksi yang jangan diperjualbelikan dan dipiara sebagai satwa piaraan (pet animal). Menurut UU nomor lima tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya, aktor perdagangan orangutan dapat dikenai ancaman hukuman penjara lima tahun dan denda Rp 100 juta. Tetapi walau telah diproteksi, perdagangan orangutan masih terjadi. Rendahnya kesadaran warga dan kurang kuatnya penegakan hukum jadi penyebab masih ramainya perdagangan orangutan.

Pindah peranan rimba jadi perkebunan sawit ikut mempersempit ruangan gerak orangutan. Di beberapa kasus, orangutan menyengaja dibunuh oleh perkebunan karena dipandang hama. Komunitas orangutan jadi terpecah-pecah hingga makin mengecilkan kesempatan orangutan untuk tetap bertahan hidup dalam periode waktu panjang.

0 comments:

Post a Comment